Minggu, 16 Juni 2013

Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM)

Diposting oleh Icha Elias di 02.07 0 komentar



 Bantuan Langsung Sementara Pemerintah (BLSM) merupakan suatu program pemerintah dalam rangka kebijakan untuk menaiki harga BBM Bersubsidi. Bantuan ini bersifat sementara, bantuan ini ditujukan kepada masyarakat miskin. Pemerintah mengadakan BLSM karena ingin membantu rakyat miskin terutama dalam hal financial. Pada dasarnya BLSM itu tidak jauh berbeda dengan BLT, mungkin namanya saja yang
berbeda.

          Bantuan ini akan diberikan langsung oleh pemerintah kepada rakyat miskin ketika harga BBM bersubsidi naik. Namun program ini mendapat pro kontra dari banyak pihak terutama partai – partai yang berada dalam kabinet Indonesia jilid II.

          Penyaluran dana kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dinilai hanya akan menjadi instrumen politik dalam meningkatkan citra partai. Kebijakan pemberian kompensasi ini akan diklaim sebagai kebijakan para menteri dari partai yang mendorong kompensasi tersebut.

          Partai-partai yang mendorong kompensasi juga akan memanfaatkan momentum itu. Kader partai yang duduk di kementerian akan mengklaim kompensasi itu sebagai program yang bersangkutan. Sebelum rencana pemberian kompensasi itu terealisasi pun, sudah ada menteri yang mengklaim kompensasi tersebut sebagai kebijakannya. Muatan politik sangat kental mewarnai kebijakan pemberian kompensasi tersebut.
"Muatan politiknya terlalu tinggi. Partai-partai akan memanfaatkan untuk elektabilitas, menarik simpati publik.

          Selain itu juga dikhawatirkan pemberian kompensasi ini akan tidak efektif dalam pendistribusiannya nanti. Ketika penyaluran kompensasi tidak efektif, lanjutnya, saat itulah partai politik bermain merebut simpati rakyat dengan berperan seolah serius mengawasi pendistribusian tersebut.
"Ketika distribusi di lapangan bermasalah, partai-partai akan serius mengawasi. Ini kan distribusi menyentuh masyarakat, berhadapan langsung parpol dengan konstituen, di situlah bermain, pemberian kompensasi, seperti dalam bentuk BLSM, justru tidak mendidik masyarakat.
"Bentuk kompensasi kan hanya berganti bungkus, tidak mencerdaskan masyarakat, dulu ada BLT, sekarang BLSM, sama saja.
Seperti diberitakan, seiring dengan rencana menaikkan harga BBM, pemerintah mengajukan empat opsi kompensasi, yakni bantuan langsung sementara masyarakat (BLSM), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan beras miskin. Total dana kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi yang disepakati Rp 27,9 triliun.

          Pemerintah bersikap, kenaikan harga BBM hanya akan dilakukan setelah adanya kepastian persetujuan DPR terkait adanya dana kompensasi yang diajukan pemerintah melalui APBN Perubahan tahun 2013. Tanpa adanya kompensasi, pemerintah masih terus akan menunda kenaikannya. Rencana kenaikan harga BBM ini disepakati Sekretaris Gabungan Koalisi, kecuali Partai Keadilan Sejahtera.

          Pemberian BLSM berdampak buruk bagi masyarakat miskin karena mengakibatkan ketergantungan. Mereka dikhawatirkan tidak dapat berbuat apa-apa dan berpikir kritis mengingat BLSM menempatkan masyarakat miskin sebagai penerima bantuan. Seharusnya pemerintah itu lebih banyak membuka lapangan pekerjaan bukan memberikan sesuatu yang instan dan akan lebih baik jika kompensasi dibuat seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri, yang lebih sistematis dan tepat sasaran.

          Kenaikan harga BBM perlu kajian matang dan mendalam sebelum diberlakukan. Kenaikan harga BBM pun harus diikuti oleh upaya-upaya mitigasi demi menjaga daya beli masyarakat miskin. "Ini karena inflasi yang naik berpotensi menambah empat juta orang miskin baru."
Terkait kuota BBM bersubsidi, salah satu partai yang berada pada koalisi yaitu Partai Gerindra mengingatkan pemerintah untuk menjaga besaran volume 48 juta kiloliter yang telah disepakati. Sebab berkaca pada 2012, subsidi yang awalnya ditetapkan 40 juta kl, pada akhir tahun melonjak menjadi 45 juta kl. "Kuota jebol menyumbangkan defisit anggaran," kata Francis.

          Agar penyaluran tepat sasaran, BLSM menjadi perhatian dari aparat hukum seperti KPK dan lembaga hukum lainnya seperti Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Selain itu pemerintah harusnya berusaha menjadikan bangsa ini menjadi bangsa yang mandiri.

Selasa, 11 Juni 2013

Upaya Ketahanan Nasional

Diposting oleh Icha Elias di 05.10 0 komentar

KETAHANAN NASIONAL


Ketahanan Nasional tentu sangat diperlukan untuk mempertahankan budaya negara dan mempertahankan negara Indonesia dari bangsa bangsa yang ingin merebut budaya maupun bangsa kita.
Maka dibutuhkan upaya ketahanan nasional yang dalam pribadi saya adalah sebagai berikut;

·    Mandiri, maksudnya mandiri adalah, mungkin negara kita harus menyelesaikan masalah sendiri, tak ada campur tangan dari negara lain. Jika negara lain tau masalah-masalah yang menimpa kita. Bisa saja mereka mempunyai rencana lain untuk menjatuhkan, menyerang atau mungkin mengambil alih negara ini. Intinya, kita tidak harus bertumpu pada negara lain dalam masalah apapun. Kita punya tenaga ahli, orang pintar dari segala bidang. Kenapa tidak memanfaatkannya?

· ·   Kerjasama, ini yang harus lebih dan lebih ditingkatkan. Kita negara dengan berjuta-juta penduduk. Jika kita kompak untuk mempertahankan negara yang kita cintai, pasti akan tercapai pada titik yang lebih dari aman dan saling menghargai moral, kekuatan dan kepribadian bangsa.
·     
  ·     Dinamis, Ketahan nasional tidaklah tetap dan tidak juga stabil. Posisinya bisa saja terus menurun atau  mungkin meningkat. Semua tergantung pada bagaimana bangsa negara tersebut mempertahankannya. Oleh sebab itu, upaya untuk meningkatkan harus ditingkatkan setiap saat dan jangan lengah dan dinamikanya diarahkan  untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik. 

Dan itu mungkin sedikit pendapat saya untuk memberi pendapat tentang Ketahanan Nasional. 

Pengalaman "Terindah" dengan Alat Transportasi

Diposting oleh Icha Elias di 04.55 0 komentar



Pengalaman Terindah Saat Naik Transportasi.

Well, to be honest  I don’t even had a beautiful journey with any transportation. Whatever you call it. Karena saya sendiri juga kalau menikmati perjalanan dengan transportasi selalu menyibukkan pikiran dengan lagu lagu yang berputar ditelinga, dengan tatapan kosong menuju keluar jendela dan melihat kearah jalan dengan pikiran yang sudah entah kemana.

But I may have a story when me and my friend went to “Monas” in Jakarta last semester. That’s not even deserve to tell anyone about that, cause it’s kinda weird haha.
Just let me start the story. Kami menggunakan alat transportasi Kereta Api. Yah, ekonomi. Yang bau, kotor dan harus desak-desakan dengan penumpang lain. Disana kami mulai perjalanan dari stasiun Pondok Cina. Yang kebetulan pulang dari kuliah kami langsung “cus” kesana.

Awalnya, kami memang membeli tiket yang ekonomi, selain harganya dibawah terjangkau, kita juga tidak terlalu muluk muluk ingin menggunakan KRL yang ber-AC.

Lalu kami mulai berdiri sambil menyeimbangkan posisi agar tidak jatuh, karena kereta sangat penuh. Akan sangat amat memalukan jika kami –yang berempat—jatuh ditengah keramaian isi kereta. Haha.

Dan kereta telus melaju sampai kami tiba di stasiun yang kalau tidak salah, itu adalah stasiun gondangdia. Karena kereta ekonomi tidak berhenti di stasiun gambir, jadilah kami turun disana. Kami tidak tau sama sekali kalau antara gondangdia menuju monas itu jauh! Dan......disitu kami dia dan bingung. Didn’t know what to do and didn’t know where to go. Akhirnya kami turun dari atas dan turun ke lantai bawah dengan tampang agak kusut karena mungkin saja rencana kita agak sedikit diluar dari penalaran.

Setelah itu, kami berempat bertemu dua orang petugas yang berjaga. Saya tidak tau petugas itu kasihan atau sekedar hanya ingin berbuat baik. Tapi dia, memberikan kita empat tiket COMMUTER LINE secara cuma-cuma agar kita bisa turun tepat di stasiun gambir!

Dengan tak lupa mengucapkan terima kasih, kami akhirnya kembali keatas dan menunggu beberapa menit untuk KRL itu datang. Setelah kereta itu datang, kami masuk kedalam kereta itu dengan menghembuskan nafas lega. Udara di commuter line jauh lebih segar –setidaknya—dibanding kereta ekonomi tadi. Ya, harga memang tak bisa bohong.

Setelah sampai di gambir, kami masuk kedalam monas melalui pintu belakang lalu masuk dengan menundukan kepala, karena kami masuk dari bawah pagar-_-

And...we went to “Gubuk” in monas. At that place is kinda hard to find, like we had to walk circling around the monas. Haha. But, we got what we deserved. Pemandangannya cukup bagus dengan gubuk yang bisa diambil gambarnya, ada beberapa kolam ikan juga. Ofcourse we took many photos of ourselves there. And the point is, we had so much fun. Dan itu juga pengalaman yang tak terlupakan dengan kereta commuter line.

Senin, 29 April 2013

Kebijakan dalam menghadapi Globalisasi

Diposting oleh Icha Elias di 05.06 0 komentar

Menghadapi era globalisasi.

Kata GLOBALISASI diambil dari kata Global. Yang berarti universal.
Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan ketertarikan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas suatu negara menjadi bias.

Dan kebijakan untuk menghadapi era globalisasi menurut saya, adalah dibawah ini

1. Mencintai negeri sendiri dan mencintai produk dalam negeri. Banyak bangsa-bangsa kita yang masih membeli barang produk luar, dengan alasan mempunyai kualitas dengan design yang lebih elit. Well, kenapa kita tidak mencoba dulu produk dalam negeri dan memakainya? Mungkin saja, kita bisa puas dan akan terus mencintai produk dalam negeri.

2. Meningkatkan produksi dalam negeri agar dapat bersaing dengan produksi negara-negeara maju. Seperti nomor sebelumnya, salah satu menghadapi era globalisasi dengan kebijakan ini cukup membantu. Jika produksi dalam negeri kita ditingkatkan dari kualitas maupun kuantitas, banyak negara lain yang semakin puas dan akan selalu membeli produk dalam negeri kita.

3. Berusaha mengikuti perkembangan teknologi. Hal ini merupakan hal yang sangat amat penting dalam era globalisasi. Jika kita ketinggalan jaman, kita tak akan bisa hidup dalam era globalisasi. Dahulu mungkin, tidak terlalu penting untuk memiliki setidaknya satu hadphone untuk komunikasi, tapi sekarang-sekarang ini, kita semua sudah mempunyai seminimalnya satu handphone atau mungkin gadget. Anda akan ketinggalan informasi jika tidak mengikuti perkembangan teknologi.

4. Menanamkan nilai-nilai budaya dan pancasila. Jika kita masih mempunyai nilai budaya, kita pasti akan terselamatkan dari kejamnya globalisasi.

5. Menyaring budaya asing yang masuk. Maksudnya disini adalah, budaya asing yang masuk harus mempunyai kepribadian dari bangsanya dan mempunyai tujuan jelas kenapa ia datang ke Indonesia. Untuk meminimalisasir adanya teroris.


Itu adalah beberapa kebijakan yang mungkin ada dalam pikiran saya dalam menghadapi era globalisasi.

Perdukunan VS Globalisasi

Diposting oleh Icha Elias di 04.53 0 komentar

Perdukunan sudah sangat erat dengan budaya orang indonesia. Menurut wikipedia perdukunan adalah istilah penghinaan yang digunakan untuk menggambarkan praktik non medis berujung penipuan.

Perdukunan juga sudah melekat dalam bangsa indonesia yang percaya dengan hal mistis dan ilmu hitam. Hal ini juga bisa menguntungkan bagi beberapa yang punya bisnis dalam dunia perdagangan dan menggunakan perdukunan dalam caranya berdagang.

Meskipun abad ini adalah abad dimana kita menghadapi globalisasi. Tapi bagaimanapun juga, sebuah negara pasti berdiri dengan adanya budaya, budaya setiap negara sudah kompatibel dengan berbau mistis dan perdukunan.
Dan globalisasi yang sudah mengeluarkan produk-produk terbaru dalam teknologi pasti sudah mengkikis sedikit demi sedikit perdukunan, walaupun beberapa orang --setidaknya-- masih menggunakan perdukunan sebagai sarana meminta.

Jadi, yang harus anda lakukan saat ini adalah tetap bijaksana dalam bertindak atau mengambil keputusan. Kekayaan, kesuksesan seseorang bukanlah dari sebuah mistis. Tapi bagaimana cara anda berusaha menjauh dari perdukunan dan menghadapi globalisasi dengan positif dan siap bersaing dengan orang-orang.

Wayang Favorite : Arjuna

Diposting oleh Icha Elias di 04.42 0 komentar



Raden Arjuna adalah putra ketiga dari pasangan Dewi Kunti dan Prabu Pandu atau sering disebut dengan ksatria Panengah Pandawa. Seperti yang lainnya, Arjuna pun sesungguhnya bukan putra Pandu, namun ia adalah putra dari Dewi Kunti dan Batara Indra. Dalam kehidupan orang jawa, Arjuna adalah perlambang manusia yang berilmu tingga namun ragu dalam bertindak. Hal ini nampak jelas sekali saat ia kehilangan semangat saat akan menghadapi saudara sepupu, dan guru-gurunya di medan Kurusetra. Keburukan dari Arjuna adalah sifat sombongnya. Karena merasa tangguh dan juga tampan, pada saat mudannya ia menjadi sedikit sombong.

Arjuna memiliki dasanama sebagai berikut : Herjuna, Jahnawi, Sang Jisnu, Permadi sebagai nama Arjuna saat muda, Pamade, Panduputra dan Pandusiwi karena merupakan putra dari Pandu, Kuntadi karena punya panah pusaka, Palguna karena pandai mengukur kekuatan lawan, Danajaya karena tidak mementingkan harta, Prabu Kariti saat bertahta menjadi raja di kayangan Tejamaya setelah berhasil membunuh Prabu Niwatakaca, Margana karena dapat terbang tanpa sayap, Parta yang berarti berbudi luhur dan sentosa, Parantapa karena tekun bertapa, Kuruprawira dan Kurusatama karena ia adalah pahlawan di dalam baratayuda, Mahabahu karena memiliki tubuh kecil tetapi kekuatannya besar, Danasmara karena tidak pernah menolak cinta manapun, Gudakesa, Kritin, Kaliti, Kumbawali, Kumbayali, Kumbang Ali-Ali, Kuntiputra, Kurusreta, Anaga, Barata, Baratasatama, Jlamprong yang berarti bulu merak adalah panggilan kesayangan Werkudara untuk Arjuna, Siwil karena berjari enam adalah panggilan dari Prabu Kresna, Suparta, Wibaksu, Tohjali, Pritasuta, Pritaputra, Indratanaya dan Indraputra karena merupakan putra dari Batara Indra, dan Ciptaning dan Mintaraga adalah nama yang digunakan saat bertapa di gunung Indrakila. Arjuna sendiri berarti putih atau bening.

Pada saat lahir, sukma Arjuna yang berwujud cahaya yang keluar dari rahim ibunya dan naik ke kayangan Kawidaren tempat para bidadari. Semua bidadari yang ada jatuh cinta pada sukma Arjuna tersebut yang bernama Wiji Mulya. Kegemparan tersebut menimbulkan kemarahan para dewa yang lalu menyerangnya. Cahaya yang samar samar tersebut lalu berubah menjadi sesosok manusia tampan yang berpakaian sederhana.
Hilangnya sukma Arjuna dari tubuh Dewi Kunthi menyebabkan kesedihan bagi Prabu Pandu. Atas nasehat Semar, Pandu lalu naik ke kayangan dan meminta kembali putranya setelah diberi wejangan oleh Batara Guru.

Sejak muda, Arjuna sudah gemar menuntut ilmu. Ia menuntut ilmu pada siapapun. Menurutnya lingkungan masyarakat adalah gudang dari ilmu. Guru-gurunya antara lain adalah Resi Drona, dari Resi Dona ia mendapat senjata ampuh yang bernama panah Cundamanik dan Arya Sengkali, yang kedua adalah Begawan Krepa, Begawan Kesawasidi, Resi Padmanaba, dan banyak pertapa sakti lainnya. Dalam kisah Mahabarata, Arjuna berguru pada Ramaparasu, namun dalam kisah pewayangan, hal tersebut hampit tidak pernah disinggung.

Dalam pewayangan diceritakan bahwa Arjuna memiliki lebih dari 40 orang istri namun hanya beberapa saja yang terkenal dan sering di singgung dalam pedalangan. Istri-istri Arjuna adalah sebagai berikut :
- Endang Jimambang berputra Bambang Kumaladewa dan Bambang Kumalasekti
- Dewi Palupi atau Dewi Ulupi berputra Bambang Irawan
- Dewi Wara Sumbadra berputra Raden Angkawijaya atau Raden Abimanyu.
- Dewi Srikandi tidak berputra
- Dewi Ratri berputra Bambang Wijanarka
- Dewi Dresnala berputra Bambang Wisanggeni
- Dewi Juwitaningrat berputra Bambang Senggoto yang beujud raksasa
- Endang Manuhara berputri Dewi Pregiwa dan Dewi Manuwati
- Dewi Banowati berputri Endang Pergiwati (diasuh oleh Endang Manuhara)
- Dewi Larasati berputra Bambang Sumitra dan Bambang Brantalaras
- Dewi Gandawati berputra Bambang Gandakusuma
- Endang Sabekti berputra Bambang Priyembada
- Dewi Antakawulan berputra Bambang Antakadewa
- Dewi Supraba berputra Bambang Prabakusuma
- Dewi Wilutama berputra Bambang Wilugangga
- Dewi Warsiki tidak diketahui putranya
- Dewi Surendra tidak diketahui putranya
- Dewi Gagarmayang tidak diketahui putranya
- Dewi Tunjungbiru tidak diketahui putranya
- Dewi Leng-Leng Mulat tidak diketahui putranya
- Dewi Citranggada berputra Bambang Babruwahana
- Dewi Lestari tidak berputra
- Dewi Larawangen tidak berputra
- Endang Retno Kasimpar tidak berputra
- Dewi Citrahoyi tidak berputra
- Dewi Manukhara tidak berputra

Banyaknya istri yang dimiliki Arjuna ini dalam cerita pewayangan bukanlah merupakan gambaran seseorang yang serakah istri atau mata keranjang, namun gambaran bahwa Arjuna dapat menerima dan diterima oleh semua golongan. Ketika muda, Arjuna pernah ingin memperistri Dewi Anggraini, istri Prabu Ekalaya atau juga sering disebut Prabu Palgunadi dari kerajaan Paranggelung. Saat itu Arjuna yang ingin memaksakan kehendaknya mengakibatkan Dewi Anggraini bunuh diri karena ia hanya setia pada suaminya. Prabu Ekalaya yang mengetahui hal itu menantang Arjuna, namun kehebatan Prabu Ekalaya ternyata lebih dari Arjuna. Arjuna lalu mengadu pada Drona. Ia beranggapan gurunya telah ingkar janji dengan pernah menyebutkan tidak akan pernah mengajari memanah kepada siapapun selain Arjuna. Resi Drona lalu pergi kepada Prabu Ekalaya. Prabu Ekalaya memang adalah penggemar dari Resi Drona, namun karena ia tak dapat berguru secara langsung, ia menciptakan arca Drona di istananya untuk diajak bicara dadn berlatih. Oleh Drona hal tersebut dianggap sebagai suatu hal terlarang dengan memasang arcanya di sana. Maka sebagai gantinya Resi Drona lalu meminta Cincin Mustika Ampal yang telah tertanam di ibu jari Prabu Ekalaya. Oleh drona jari tersebut lalu dipotong lalu di tempelkan pada jari Arjuna. Sejak itulah Arjuna memiliki enam jari pada tangan kanannya. Hal ini dalam bahasa Jawa disebut siwil. Saat bertemu dengan Arjuna lagi, Prabu Ekalaya kalah. Saat itu ia menyadari bahwa ia telah diperdaya, maka sebelum mati ia berkata akan membalas dendam pada Drona kelak dalam Perang Baratayuda.

Arjuna memiliki banyak sekali senjata dan aji-aji.Senjata-senjata Arjuna antara lain adalah Panah Gendewa dari Batara Agni setelah ia membantu Batara Agni melawan Batar Indra dengan membakar Hutan Kandawa, Panah Pasopati dari Kirata, seorang pemburu jelmaan Batara Guru, sebelum Arjuna membunuh Niwatakaca, Mahkota Emas dan berlian dari Batara Indra, setelah ia mengalahkan Prabu Niwatakaca dan menjadi Raja para bidadari selama tujuh hari, keris Pulanggeni, keris Kalanadah yang berasal dari taring Batara Kala, Panah Sarotama, Panah Ardadali, Panah Cundamanik, Panah Brahmasirah, Panah Angenyastra, dan Arya Sengkali, keempatnya dari Resi Drona, Minyak Jayangketon dari Begawan Wilawuk, mertuanya, pusaka Mercujiwa, panah Brahmasirah, cambuk kyai Pamuk, panah Mergading dan banyak lagi. Selain itu aji-aji yang dimiliki Arjuna adalah sebagai berikut :

- Aji Panglimunan/Kemayan : dapat menghilang
- Aji Sepiangin : dapat berjalan tanpa jejak
- Aji Tunggengmaya : dapat mencipta sumber air
- Aji Mayabumi : dapat meperbesar wibawa dalam pertempuran
- Aji Mundri/Maundri/Pangatep-atep : dapat menambah berat tubuh
- Aji Pengasihan : menjadi dikasihi sesama
- Aji Asmaracipta : menambah kemampuan olah pikir
- Aji Asmaratantra : menambah kekuatan dalam perang
- Aji Asmarasedya : manambah keteguhan hati dalam perang
- Aji Asmaraturida : meanmbah kekuatan dalam olah rasa
- Aji Asmaragama : menambah kemampuan berolah asmara
- Aji Anima : dapat menjadi kecil hingga tak dapat dilihat
- Aji Lakuna : menjadi ringan dan dapat melayang
- Aji Prapki : sampai tujuan yang diinginkan dalam sekejap mata
- Aji Matima/Sempaliputri : dapat mengubah wujudnya.
- Aji Kamawersita : dapat perkasa dalam olah asmara

Arjuna pernah membantu Demang Sagotra rukun dengan istrinya saat ia mencari nasi bungkus untuk Nakula dan Sadewa setelah peristiwa Balesigala-gala. Konon hal ini yang membuat Demang Sagotra rela menjadi tawur kemenangan Pandawa kelak dalam Perang Baratayuda Jayabinangun.

Setelah Pandawa dihadiahi hutan Kandaprasta yang terkenal angker, Arjuna bertemu dengan Begawan Wilawuk yang sedang mencarikan pria yang diimpikan putrinya. Saat itu Begawan Wilawuk yang berujud raksasa membawa Arjuna dan menikahkannya dengan putrinya, Dewi Jimambang. Konon ini adalah istri pertama dari Arjuna. Dari mertuanya, ia mendapat warisan minyak Jayangketon yang berhasiat dapat melihat makhluk halus jika dioleskan di pelupuk mata. Minyak ini berjasa besar bagi para Pandawa yang saat itu berhadapan dengan Jin Yudistira dan saudara-saudaranya yang tak dapat dilihat mata biasa. Saat itu pulalah Arjuna dapat mengalahkan Jin Dananjaya dari wilayah Madukara. Jin Danajaya lalu merasuk dalam tubuh Arjuna. Selain mendapat nama Dananjaya, Arjuna juga memperoleh wilayah kesatrian di Madukara dengan Patih Suroto sebagai patihnya.

Saat menjadi buangan selama 12 tahun di hutan setelah Puntadewa kalah dalam permainan dadu Arjuna pernah pergi untuk bertapa di gunung Indrakila dengan nama Begawan Mintaraga. Dia saat yang sama Prabu Niwatakaca dari kerajaan Manimantaka yang meminta Dewi Supraba yang akan dijadikan istrinya. Saat itu tak ada seorang dewapun yang dapat menandingi kehebatan Prabu Niwatakaca dan Patihnya Ditya Mamangmurka. Menurut para dewa, hanya Arjunalah yang sanggup menaklukan raja raksasa tersebut. Batara Indra lalu mengirim tujuh bidadari untuk memberhentikan tapa dari Begawan Mintaraga. Ketujuh bidadari tersebut adalah Dewi Supraba sendiri, Dewi Wilutama, Dewi Leng-leng Mulat, Dewi Tunjungbiru, Dewi Warsiki, Dewi Gagarmayang dan Dewi Surendra. Tetapi ketujuh bidadari tersebut tetap saja tidak berhasil menggerakkan sang pertapa dari tempat duduknya. Setelah ketujuh bidadari tersebut kembali ke kayangan dan melaporkan kegagalannya, tiba-tiba munculah seorang raksasa besar yang mengobrak-abrik gunung Indrakila. Oleh Ciptaning, Buta tersebut di sumpah menjadi seekor babi hutan. Lalu babi hutan tersebut dipanahnya. Disaat yang bersamaan panah seorang pemburu yang bernama Keratapura. Setelah melalui perdebatan panjang dan perkelahian, ternyata Arjuna kalah. Arjuna lalu sadar bahwa yang dihadapinya tersebut adalah Sang Hyang Siwa atau Batara Guru. Ia lalu menyembah Batara Guru. Oleh Bataar Guru Arjuna diberi panah Pasopati dan diminta mengalahkan Prabu Niwatakaca. Ternyata mengalahkan Prabu Niwatakaca tidak semudah yang dibayangkan. Arjuna lalu meminta bantuan Batari Supraba. Dengan datangnya Dewi Supraba ke tempat kediaman Prabu Niwatakaca, membuat sang Prabu sangat senang karena ia memang telah keseng-sem dengan sang dewi. Prabu Niwatakaca yang telah lupa daratan tersebut menjawab semua pertanyaan Dewi Supraba, sedang Arjuna bersembunyi di dalam gelungnya. Pertanyaan tersebut diantaranya adalah dimana letak kelemahan Prabu Niwatakaca, sang Prabu dengan tenang menjawab, kelemahannya ada di lidah. Seketika itu Arjuna muncul dan melawan Prabu Niwatakaca. Karena merasa di permainkan, Prabu Niwatakaca membanting Arjuna dan mengamuk sejadi-jadinya. Saat itu Arjuna hanya berpura-pura mati. Ketika Niwatakaca tertawa dan sesumbar akan kekuatannya, Arjuna lalu melepaskan panah Pasopatinya tepat kedalam mulut sang prabu dan tewaslah Niwatakaca.

Arjuna lalu diangkat menjadi raja di kayangan Tejamaya, tempat para bidadari selama tujuh hari (satu bulan di kayangan = satu hari di dunia). Arjuna juga boleh memilih 40 orang bidadari untuk menjadi istrinya dimana ketujuh bidadari yang menggodanya juga termasuk dalam ke-40 bidadari tersebut dan juga Dewi Dresnala, Putri Batara Brahma. Selain itu Arjuna juga mendapat mahkota emas berlian dari Batara Indra, panah Ardadali dari Batara Kuwera, dan banyak lagi. Arjuna juga diberi kesempatan untuk mengajukan suatu permintaan. Permintaan Arjuna tersebut adalah agar Pandawa jaya dalam perang Baratayuda. Hal ini menimbulkan kritik keras dari Semar yang merupakan pamong Arjuna yang menganggap Arjuna kurang bijaksana. Menurut Semar, Arjuna seharusnya tidak egois dengan memikirkan diri sendiri dan tidak memikirkan keturunan Pandawa lainnya. Dan memang benar, kesemua Putra Pandawa yang terlibat dalam Perang Baratayuda tewas.

Di saat Arjuna sedang duduk-duduk tiba-tiba datanglah Dewi Uruwasi. Dewi Uruwasi yang telah jatuh cinta terhadap Arjuna meminta dijadikan istrinya. Arjuna menolak secara halus, namun Dewi Uruwasi yang sudah buta karena cinta tetap mendesak. Karena Arjuan tetap menolak, Dewi Uruwasi mengutuknya akan menjadi banci kelak. Arjuna yang sedih dengan kutukan tersebut dihibur Batara Indra. Menurut Batara Indra hal tersebut akan berguna kelak dan tak perlu disesali.Setelah kembali dari Kayangan, Arjuna dan saudara-saudaranya harus menyamar di negri Wirata. Dan disinilah kutukan Dewi Uruwasi berguna. Arjuna lalu menjadi guru tari dan kesenian, dan menjadi banci yang bernama Kendri Wrehatnala. Di akhir penyamarannya, Arjuna kembali menjadi seorang ksatria dan mengusir para kurawa yang ingin mnghancurkan kerajaan Wirata. Arjuna lalu akan dikawinkan dengan Dewi Utari namun Arjuna meminta agar Dewi Utari dikawinkan dengan putranya yaitu Raden Abimanyu.

Kendati Arjuna adalah seorang berbudi luhur namun ia tetap tidak dapat luput dari kesalahan. Hal ini menyangkut hal pilih kasih. Saat putranya Bambang Sumitra akan menikah dengan Dewi Asmarawati, Arjuna terlihat acuh tak acuh. Oleh Semar, lalu acara tersebut diambil alih sehingga pesta tersebut berlangsung dengan sangat meriah dengan mengadirkan dewa-dewa dan dewi-dewi dari kayangan. Arjuna kemudian sadar akan kekhilafannya dalam hal pilih-pilih kasih. Suatu pelajaran yang dapat dipetik disini adalah sebagai orang tua hendaknya tidak memilih-milih kasih pada anak-anaknya.

Dalam perang Baratayuda Arjuna menjadi senopati Agung Pandawa yang berhasil membunuh banyak satriya Kurawa dan juga senotapi-senopati lainnya. Yang tewas di tangan Arjuna antara lain Raden Jayadrata yang telah membunuh putra kesayangannya yaitu Abimanyu, Prabu Bogadenta, Raden Citraksa, Raden Citraksi, Raden Burisrawa, dan Adipati Karna.

Masih dalam Baratayuda, Arjuna yang baru saja kehilangan putra kesayangannya menjadi kehilangan semangat, ditambah lagi guru dan saudara-saudaranya satu-persatu gugur di medan Kurusetra. Prabu Kresna lalu memberi nasihat bahwa dalam perang itu tidak ada kawan-lawan, kakak-adik ataupun guru-murid semuanya adalah takdir dan harus dijalani. Ajaran ini dikenal dengan nama Bagawat Gita. Yang membuat semangat ksatria penengah pandawa tersebut kembali menyala saat akan berhadapan dengan Adipati Karna, saudara tua seibu.

Setelah Perang Baratayuda berakhir, Dewi Banowati yang memang telah lama berselingkuh dengan Arjuna kemudian diperistrinya. Sebelumnya Arjuna telah memiliki seorang putri dari Dewi Banowati. Di saat yang sama Prabu Duryudana yang mulai curiga dengan hubungan istrinya dan Arjuna lalu berkata bahwa jika yang lahir bayi perempuan, itu adalah putri dari Arjuna dan Banowati akan diusir tetapi jika itu laki-laki maka itu adalah putranya. Saat bayi tersebut lahir ternyata adalah seorang perempuan. Banowati sangat panik akan hal itu. Namun atas pertolongan Kresna, bayi tersebut ditukar sebelum Prabu Duryudana melihatnya. Bayi perempuan yang lalu diasuh oleh Dewi Manuhara, istri Arjuna yang lain kemudian di beri nama Endang Pergiwati. Karena kelahirannya hampir sama dengan putri Dewi Manuhara yang bernama Endang Pergiwa, lalu keduanya di aku kembar. Sedang untuk putra dari Dewi Banowati dan Prabu Duryudana, Prabu Kresna mengambil seorang anak gandrawa dan diberi nama Lesmana Mandrakumara. Karena ia adalah anak gandrawa yang dipuja menjadi manusia, maka Lesmana Mandrakumara memiliki perwatakan yang cengeng dan agak tolol. Malang bagi Dewi Banowati, pada malam ia sedang mengasuh Parikesit, ia dibunuh oleh Aswatama yang bersekongkol dengan Kartamarma dan Resi Krepa untuk membunuh Parikesit yang masih Bayi. Dihari yang sama Dewi Srikandi, dan Pancawala juga dibunuh saat sedang tidur. Untunglah bayi parikesit yang menangis lalu menendang senjata Pasopati yang di taruh Arjuna di dekatnya dan membunuh Aswatama.

Arjuna yang sedang sedih karena Banowati telah dibunuh bersama Dewi Srikandi lalu mencari seorang putri yang mirip dengan Dewi Banowati. Putri tersebut adalah Dewi Citrahoyi, istri Prabu Arjunapati yang juga murid dari prabu Kresna. Prabu Kresna yang tanggap akan hal itu lalu meminta Prabu Arjunapati menyerahkan istrinya pada Arjuna. Prabu Arjunapati yang tersinggung akan hal itu menantang Prabu Kresna berperang dan dalam pertempuran itu Prabu Arjunapati gugur sampyuh dengan Patih Udawa dan Dewi Citrahoyi lalu menjadi istri Arjuna.

Setelah penguburan para pahlawan yang gugur dalam perang Baratayuda dan pengangkatan Prabu Puntadewa menjadi raja Astina dengan gelar Prabu Kalimataya, Arjuna melaksanakan amanat kakaknya dengan mengadakan Sesaji Korban Kuda atau disebut Sesaji Aswameda. Arjuna yang diiringi sepasukan tentara Astina lalu mengikuti seekor kuda kemanapun kuda itu berjalan dan kerajaan-kerajaan yang dilewati kuda tersebut harus tunduk pada Astina, jika tidak Arjuna dan pasukannya akan menyerang kerajaan tersebut. Semua kerajaan yang dilewati kuda tersebut ternyata dapat dikalahkan. Arjuna lalu kembali ke Astina dan akhir hidupnya diceritakan mati moksa dengan keempat saudaranya dan Dewi Drupadi.



sumber : http://caritawayang.blogspot.com/2012/06/arjuna.html

Minggu, 07 April 2013

Masjid At-Ta'awun, Puncak.

Diposting oleh Icha Elias di 01.02 0 komentar
Question : Ceritakan liburan favorite anda?

Answer :

Puncak. Memang itu tempat yang sangat amat biasa bagi setiap orang yang tinggal di daerah dekat puncak, bogor atau bagi siapapun yang sering pergi kesana seminggu sekali untuk berwisata.
Tapi bagi saya, yang hanya pergi kesana yah -kemungkinan- beberapa bulan sekali. Puncak merupakan tempat yang memiliki pemandangan begitu indah dan memiliki udara yang sejuk.
Tak perlu jauh-jauh untuk menyegarkan pikiran, di puncak kita bisa melakukannya.



Masjid At-Ta'awun di daerah Puncak ini memang tempatnya untuk kita beribadah sambil beristirahat. Ini tempat yang sangat tepat untuk anda pilih sebagai sebuah tempat peristirahatan. Selain Masjid ini sangat cantik dan menawan, ini juga cocok dari Jalur Puncak yang jalannya berliku-liku.
Untuk memasuki kawanan masjid sendiri harus menaiki tangga yang lumayan tinggi dari lokasi parkiran yang dilengkapi jejeran warung-warung atau penjual makanan dan minuman.





Dan karena lokasinya diatas puncak, tentu saja kesejukan dari masjid ini sangat amat luar biasa dan tidak membutuhkan pendingin ruangan. Dan sangat wajar, bila air disana sangat dingin.
Dan masjid ini juga punya kebun kecil seperti dibawah ini :



 

Icha's Room Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review