Sabtu, 28 Januari 2012

Miracles for Cinderella | Part 1

Diposting oleh Icha Elias di 09.27 0 komentar
Author : Ummu Aisyah or Icha Elias (@MrsEliasChoi on twitter)

Cast : Han Hyesung, Choi Yoora, Lee Hyukjae, Lee Sungmin and all others
Reposted from :  http://mrschoiminho.wordpress.com/
PS : Ini terinspirasi dari Death Bell 2 yang ada Jiyeon ^^ tapi aku bedain dikit, makanya ancur wkaakakakak
Maaf alurnya kecepetan.. karena inilah saya, yg tidak bisa membuat alur XD
Happy Read ^^ ~
~


Rumah besar itu terlihat sepi, kesunyian terlihat didalamnya setiap menjelang tengah malam. Wajar saja, pemilik rumah atau bisa dibilang nyonya besar disana adalah seorang workaholic. Ia selalu pulang pada malam hari. Tentu saja kesepian selalu menghampiri anaknya, gadis berumur diantara 16 sampai 17 tahun itu.
Kali ini, ia sedang bergelung di ruang keluarga bersama ibunya. Wajah gadis itu menyimpan kegeraman, ingin sekali ia memaki ibunya. Tapi apa daya ? ia hanya bisa menahan emosinya dengan mengepalkan tangannya. Seakan mengumpulkan semua kegeraman yg bertumpu pada genggaman tangannya.
“Apa maksudmu Eomma ?” tanyanya yang masih pura – pura belum mengerti pembicaraan.
“Kau tidak mengerti juga Hyesung ? harus aku jelaskan berapa kali agar kau mengerti!” kata Ibunya tidak tahan. “aku tidak akan pernah bisa mengerti eomma” ujarnya pelan. Ia menundukan kepalanya untuk menyembunyikan matanya yang berubah menjadi memerah. Sang Ibu tergelak.
“Apa ?? ya ! Han Hyesung ! bisakah kali ini kau mengerti dan menurutiku kali ini?”
“Eomma pikir aku akan terima jika..jika kau akan menikah lagi? Eomma, aku tidak ingin punya appa baru. Aku hanya ingin punya satu appa”
“Dengarkan aku Hyesung! Kau tau kehidupan Eomma selama ini, Eomma ingin kau mempunyai ayah baru, tidakkah kau merindukan kasih sayang seorang ayah ? sudah bertahun – tahun Eomma hidup tanpa appamu yang bodoh itu! Apa kau kira aku akan betah tanpa sosok seorang lelaki?” Ibunya menatap anaknya yang masih menundukan kepalanya. Ia mencoba membuat gadis dihadapannya itu mengerti. Hyesung terdiam, tidak tau harus menjawab apa.
“Besok kita akan bertemu dengan pria itu dan anaknya” ujar wanita itu
“Eomma !!” Pekik Hyesung hendak membantah
“Jangan banyak protes dan turuti itu, aku ingin kau ikut bersamaku”
“Aku tidak mau !!” tolaknya kasar.
“Han Hyesung !! jangan membantah”    
“Eomma aku tidak mau” kali ini Hyesung menatap wajah ibunya dengan mata yg basah, air mata akan tumpah sedikit lagi jika ia mengerjapkan matanya.
“Maafkan eomma… aku tau ini sulit untukmu, tapi .. aku butuh seseorang disisiku sayang” Ibunya menatap Hyesung lembut, ia menurunkan nada bicaranya.
“Eomma, kau benar – benar sudah tidak mencintai Appa ?” tanyanya
“Begitulah, aku bahkan sudah tidak ingin melihat wajah pria itu lagi” 
“Eomma !!!! bagaimanapun dia Appaku !!” Hyesung sedikit membentak.
“…” Ibunya terdiam, beberapa detik mereka merasakan keheningan. Namun kemudian Hyesung membuka mulutnya dan bertanya “Siapa nama pria itu?” Ibunya mengernyit tidak mengerti.
“Siapa ?” Ibunya balik bertanya “Calon suami eomma”
“Ah, dia .. Choi Siwon, pemilik perusahaan dan pusat perbelanjaan Hyundai” mendengar itu Hyesung berdecak, benar. Itu memang tipe ibunya. Hyesung kemudian mengangkat dirinya dari sofa yang sedari tadi ia duduki itu.
“Dandan yg cantik sayang .. kau akan bertemu saudara barumu, dia seumuran denganmu”
Hyesung melempar pandanganya kearah Eommanya itu. Ia semakin kesal. Diam diam ia menggertakan giginya lalu segera melangkahkan wanita yang masih duduk di sofa itu.
Hyesung berjalan meninggalkan wanita setengah tua (?) itu kekamarnya. Ia berjalan sambil menyeka sedikit air matanya yang tadi hampir jatuh.
Setelah tiba dikamar ia mengambil handphonenya kemudian menekan speed dial nomer 3 dihandphonenya. Ia menempelkan benda itu ditelinganya. “Yoboseyo” sapa suara diseberang.
“Oppa..” seru Hyesung menahan tangis. “Hyesung-ah wae gurae ? sesuatu terjadi padamu?” Tanya suara pria di seberang dengan nada khawatir.
“a..aku”
Hyesung kemudian mengeluarkan seluruh isi hatinya pada pria disaluran telephone itu. Dadanya begitu sesak ketika menjabarkan semua kepenatan dihatinya. Pria yang dipanggilnya dengan embel embel ‘oppa’ dengan setia mendengarkannya dan sesekali bertanya. Setidaknya gadis itu bisa mengurangi bebannya dengan bercerita dengan pria yang sudah dianggapnya kakak itu.


***


Pub ditengah kota Seoul itu sangat ramai, dentuman music terdengar sangat bising di pub itu. Pub yang sebagian besar berisi kaula muda berumur sekitar 17 hingga berpuluh puluh tahun itu, memang selalu ramai disetiap malamnya. Terlihat seorang pria sedang berdansa diatas panggung pub itu bersama teman temannya. Ia berdansa dengan gerakan yang spontan untuk menghibur penghuni di pub malam itu. Pria itu memang sudah terkenal dengan gerakan ‘dance pub’ nya itu.
Ia terus menggerakan badannya yang lentur itu kesana kemari, membuat gadis – gadis dibawah panggung berteriak keras. Sesekali ia menjilat ibu jarinya dan memutarnya membuat lambang meremehkan di ibu jarinya. Setelah puas dengan tariannya dipanggung itu. Pria itu langsung turun dari panggung dan duduk disamping temannya.

“Keren” kata temannya itu. “Haha… ya begitulah”
“Hanya dengan menggerakan tubuhmu diatas panggung kau sudah mendapat teriakan dari gadis – gadis. Kau tau betapa irinya aku” gerutu temannya sambil meneguk segelas wine ditangannya.
“Hahaha ayolah .. kau cukup tampan Cho Kyuhyun, hanya saja kau terlalu pemalu untuk berdansa disana..” katanya, pria bernama Kyuhyun mendengus.
“Mungkin kau benar.. tapi kurasa seorang Lee Hyukjae lebih mempesona dibanding aku” Kyuhyun tersenyum dan menuang wine itu kegelas mungilnya. “Mau ?” tawarnya pada Hyukjae, dengan cepat pria yang dipanggil Hyukjae itu menggeleng. Ia memang anti dengan minuman itu. “Kau masih takut meminum ini?”
“Tidak, hanya saja… aku … aku ingin menepati janjiku bersama sahabatku” ucap Hyukjae. Teman disampingnya hanya tertawa mengejek


***


“Appa ~!” Seru seorang gadis remaja riang memanggil Appanya yang baru saja masuk kedalam rumah megah itu.
“Hai honey, kau belum tidur?” Pria yang umurnya sudah berkepala tiga itu memeluk anak semata wayangnya. “Aku menunggu appa pulang, appa sudah makan?”
“Sudah, bagaimana denganmu?” Pria itu balik bertanya, terdengar nada perhatian terhadap anaknya. Ya, siapa lagi jika bukan dia yang memperhatikan anaknya.
“Sudah kok appa, appa kau terlihat lelah” gadis itu menggelayut (?) dilengan ayahnya manja, lalu membantu melepas dasi yang menggantung ditubuh appanya.

Lelah. Tentu saja, pekerjaan seorang bos Hyundai memang sedikit menguras otak. Terlebih Choi Siwon mempunyai dua tugas penting dihidupnya. Menjaga Choi Yoora, anak tunggalnya sekaligus menjadi pemimpin atau presiden direktur dari Hyundai Grup.

“Setelah melihatmu, rasa lelah appa benar – benar hilang”
“Ahaha.. appa kau bisa saja”
“Oh iya, besok persiapkan dirimu untuk bertemu calon ibumu ya .. yang kudengar dia juga mempunyai anak perempuan seumuran denganmu”
“Jincha? Ahh .. kalau begitu aku pasti akan berhubungan baik dengannya.. appa! Aku benar – benar tidak sabar bertemu dengan anak itu.”
“Besok kita akan bertemu dengannya honey.. pastikan kau terlihat baik dihadapan mereka” “Tentu saja appa !! anakmu ini memang selalu baik dimanapun kan” Yoora tersenyum riang pada Appanya yang kini mengacak – acak rambutnya.
“Baiklah, kupegang janjimu honey… tidurlah, aku tidak ingin melihat guratan hitam diwajahmu besok! Langsung tidur okey?” suruh Siwon pada Yoora, anaknya mengangguk kemudian. “Selamat tidur Appa” Gadis itu menunduk singkat kemudian berjalan menuju pintu kamarnya dilantai atas.


***


“Hei, kenapa raut wajahmu begitu ?! kau semakin jelek tauk!” canda seorang pria yang duduk disamping Hyesung. Siang itu Hyesung dan pria yang sudah ia anggap sebagai kakak laki – lakinya itu sedang duduk disebuah taman yang cukup sepi.
“Kau tau kan oppa, aku hari ini akan dipertemukan dengan calon suami Eomma… wajar kan kalau raut wajahku begini !” Kata Hyesung masih menekuk wajahnya
“Iya, aku tau itu” gadis disampingnya semakin menunjukan wajah betenya.
“Turuti saja kemauan ibumu Hyesung-ah, kau seharusya bersyukur karena kau akan mendapat keluarga baru… ya setidaknya kau akan mendapatkan keluarga baru” tukas pria bernama Lee Sungmin itu. Gadis itu mengalihkan pandangannya pada satu – satunya pria didekatnya.
“Tidak, selamanya appa ku hanya seorang pria bernama Han Kang! aku tidak akan menerima siapapun sebagai appa-ku” Sungmin tersenyum mendengar kata – kata Hyesung. Gadis itu belum dewasa. Pikirnya. “Baiklah, terserah saja.. aku tau benar sifatmu” ucap Sungmin menyerah sementara Hyesung hanya tersenyum tipis sambil menundukan kepalanya.

Tiba – tiba handphone di saku blazer seragam Hyesung bergetar. “Ahh.. aku tau benar siapa yang menelponku ini ck” sambil berdecak sebal gadis itu mengangkat benda yang sudah membuat getaran disakunya itu.
“Eomma? wae ? eomma..ini baru jam –” suara Hyesung terpotong. Sepertinya ibunya sedang mengomel disana. Sungmin terkekeh pelan melihat ekspresi malas Hyesung saat menerima telpon ibunya.
“Apa ?? memakai dress ?? tidak! Aku tidak mau !! eomma, kita hanya bertemu dengan sebuah keluarga kan ? bukan sedang hadir ke pesta pernikahan.. oh eomma, aku tau aku cantik tapi tanpa dress pun kecantikanku tak akan hilang eomma!” Hyesung terlihat semakin malas untuk meladeni omelan ibunya yang mempermasalahkan sebuah dress sepertinya. Hyesung memang seorang wanita. Tidak feminism. Tidak tomboy. Biasa saja, tapi ia jarang memakai dress. Hanya pada waktu tertentu saja. Sungmin terkekeh pelan mendengar perdebatan dress antara Hyesung dan ibunya.
“Oke .. oke .. aku akan memakai dress baru itu ! baik, tunggu aku eomma.. dan berhentilah mengomel”

Klik!

Hyesung menekan tombol reject di handphone-nya otomatis sambungan teleponnya terputus. Ia mendengus kasar sambil menggerutu pelan. “Kudengar .. kau akan memakai dress huh?” Tanya Sungmin, Hyesung mengangguk malas. “Ne, ibuku memaksaku untuk memakai dress yang baru ia beli. Gila bukan ? hanya sebuah pertemuan kecil, aku disuruh memakai dress..” jawabnya masih dengan menggerutu Sungmin kembali tertawa kecil. “Kenapa tertawa ?”
“Tidak, hanya saja .. aku ingin melihatmu menggunakan dress.. selain datang ke pesta kau tidak akan memakai benda itu kan?” Hyesung tersenyum kecil. Sungmin Oppa tau hal itu ternyata. Gumamnya dalam hati.  “Ne, apa oppa mau fotoku saat aku menggunakan dress?”
“Haha.. tidak tidak.. aku ingin melihatnya live didepan mataku.. kau pasti cantik Hyesung” kata Sungmin tersenyum, ada kata pujian di akhir kalimat. Tulus sepertinya. Diam – diam Hyesung tersenyum kembali.
Jujur saja, ia senang pria yang sudah dianggap oppa olehnya itu memujinya tadi.
“Haha .. kau ini” katanya sedikit tersipu. “Hehe, eh.. kenapa kau masih disini ? kau tidak takut Eomma-mu akan mengamuk ditelepon lagi?”
“Ck.. aku masih ingin disini denganmu.. tapi baiklah, aku akan menghubungimu nanti.. oppa annyeong” Hyesung mengangkat sebelah tangannya berpamitan dan Sungmin membalas lambaian tangan Hyesung sambil tersenyum. Setelah gadis itu menjauh senyuman Sungmin memudar sedikit demi sedikit. “Aku juga masih ingin bersamamu Hyesung” ucapnya setelah punggung gadis berseragam SMA itu semakin menjauh.
Terdengar kata biasa memang. Tapi, seperti ada arti dari kata Sungmin barusan.



***



Hyesung duduk disamping ibunya yang sedang kosentrasi mengemudi. sepanjang perjalanan matanya hanya tertuju keluar jendela, melihat mobil lalu lalang. ekspresinya sama sekali tidak menunjukan ia sedang bahagia, ia hanya memasang wajah jutek dan dinginnya. Benar. Hyesung akhirnya menuruti keinginan ibunya untuk menemui Choi Siwon dan anaknya disebuah restoran siang ini.
Menyadari raut wajah anaknya, sang ibu angkat bicara.
"Han Hyesung, bisakah kau jangan pasang wajah seperti itu didepan mereka nanti?" pinta ibunya yang bernama Kim Jung Ah, ia masih mengarahkan pandangannya kedepan sambil menyetir mobil.
"Eomma seharusnya sudah harus bersyukur karena aku sama sekali tidak memberontak" kata gadis itu, mendengar kalimat anaknya. Jung Ah mendengus dan kembali berkutat dengan setir mobil dan kosentrasi menyetir. begitulah sifat anaknya.

***


“Oppa !! hari ini aku senaaaaaaaang sekali.. kau tau tidak? aku akan bertemu dengan calon keluarga baruku hari ini, setelah sekian lama hidup bersama appa.. akhirnya aku akan mempunyai keluarga baru.. dan kau tau? calon ibuku itu punya anak yang seumuran denganku, hihi doakan semoga kami akur ya oppa" cerita seorang gadis ceria pada sebuah figura foto yang terpampang dimeja samping meja belajarnya.
Foto lelaki yang sedang tersenyum lepas disana, lebih tepatnya foto dirinya bersama lelaki itu. Sesekali ia mengelus bagian wajah foto lelaki itu
"Doakan pertemuanku dengan keluarga baruku berjalan lancar ya oppa" Gadis itu kini tersenyum kemudian mengecup foto itu singkat.

"Yoora-ya~!" panggil suara berat dari lantai dasar. Gadis yang bernama Yoora itu sudah bisa menabak bahwa itu adalah suara ayahnya. "ne, appa!"
Ia berjalan menuju kelantai dasarsetelah melihat lekuk tubuhnya yang suda terbalut dress soft pink itu dicermin.

"Oaah anakku cantik sekali" puji ayahnya yang langsung menyambut anaknya ketika Yoora sampai dilantai bawah. "haha anakmu ini selalu cantik appa"
"Hahah, tentu saja, appa juga tampan kan?"
"Ne, cukup tampan untuk ukuran pria tua hahaha" canda Yoora "heiishh" Siwon mencubit pipi anaknya.
"Kau sudah siap sayang?"
"Tentu"
"Kkajja" ajak Siwon akhirnya, mereka berjalan memasuki mobil sedan yang kemudian melaju meninggalkan rumah itu.



***


Caffe itu lumayan ramai. Dipenuhi dengan orang – orang yang sedang menghabiskan waktu luang dengan berbincang santai disana. Terlihat suasana yang cukup canggung di sebuah meja paling pojok dekat jendela.
Hyesung dan Jung Ah sudah berada dihadapan seorang gadis yang sepertinya gadis itu adalah anak dari pria yang berpenampilan cukup berwibawa dengan jas dan pakaian kerjanya itu.
Hyesung menatapnya dengan pandangan yang cukup tidak bersahabat. Ia menatap kedua orang dihadapannya ini dengan tatapan yang sedikit nanar.

“Kau Han Hyesung?” Tanya pria dihadapannya itu. “Ne, aku Han Hyesung” jawabnya mencoba ramah, namun tetap saja. Wajahnya tidak menunjukan adanya keramahan. Jung Ah, menyenggol lengan anaknya yang ada disampingnya “bisakah kau tersenyum” bisiknya ditelinga Hyesung, sesuai perintah ibunya Hyesung mengembangkan senyuman memaksanya.
“Anakmu lebih cantik dari yang difoto” puji pria itu sambil tersenyum pada Jung Ah dan Hyesung
“Terima kasih” balas Jung Ah
“Kurasa kau sudah tau kan siapa aku ? aku Choi Siwon, teman ibumu”
“Ne” jawab Hyesung singkat. “Dan.. ini anakku namanya Choi Yoora, kuharap kalian bisa berhubungan baik” jelas Siwon seraya menoleh kearah Yoora, gadis itu merekahkan senyumannya kemudian membungkukan sedikit badannya. “Annyeong hasimikka ~ Choi Yoora imnida” Yoora memperkenalkan dirinya ramah. Sementara Hyesung masih pelit untuk membalas senyuman Yoora. “Manis…” puji Jung Ah. “Terima kasih”
“Jangan panggil aku ahjumma, panggil aku Eomma..” mendengar kata – kata ibunya Hyesung langsung melempar pandang pada wanita itu. “Mwo?” ucapnya tak sadar.

Sebegitu inginnya kah ibunya mempunyai anak seperti Yoora itu. Hyesung mengalihkan pandangan kepada Yoora yang tepat berada dihadapannya. Gadis itu sedang duduk dengan anggunnya disana. Membuat Hyesung menunjukan raut ‘empet’ nya.
“Hallo apa kabar? Aku Yoora” gadis yang sedari tadi diperhatikan olehnya itu menjulurkan tangan kanannya riang. Berharap Hyesung membalasnya. Namun sayang, gadis itu terlalu melas untuk mengangkat tagannya dan membalas jabat tangan Yoora. Bukannya malah menjabat tangan, Hyesung malah menarik gelas ice lemon tea dihadapannya itu dengan kasar kemudian menyeruputnya. Menyadari dirinya diabaikan. Yoora menarik tangannya kembali dan tersenyum kecil, terlihat raut kecewa diwajahnya.

“Hyesung apa yang kau lakukan hah?” bisik Jung Ah ditelinga Hyesung.
“Meminum lemon tea? Kau mau Eomma” katanya santai. Sementara Siwon hanya memandang heran Jung Ah dan Hyesung.
“maaf Yoora, anakku memang agak sensitif”
“Gwaenchana” jawab Yoora masih dengan tersenyum hangat.
“Mungkin Yoora dan Hyesung masih terasa kaku. Kita biarkan saja mereka” Siwon angkat bicara. “Dan Jung Ah, bagaimana rencana pernikahan kita minggu depan?” Tanya Siwon menatap ke mata Jung Ah langsung. Mendengar kata minggu depan, Hyesung membelalakan matanya “Minggu depan?” Hyesung mengernyit. “Ne, kami akan melangsungkan pernikahan minggu depan” jawab Siwon santai. “Apa ?? secepat itu??” Hyesung membulatkan matanya tidak percaya. Jung Ah bergeming. Ia tidak menjawab pertanyaan anaknya.
“Eomma .. apa – apaan ini ?” tanyanya pada ibunya. Ibunya mengangkat wajahnya dan menatap Hyesung dengan pandangan sedikit memelas.
“Eomma kenapa harus se—” “Eomma membutuhkan dia nak, mengertilah” katanya pelan memotong kata – kata Hyesung.

Mata Hyesung memerah, ia marah. Ia geram. Ingin sekali ia kabur dan beranjak dari tempat itu. Tapi itu akan membuatnya terlihat memalukan dihadapan Choi Siwon dan anaknya.
Hyesung menundukan kepalanya, melihat sepatu pantofel yang terhias dikakinya. Itu lebih baik dibanding membiarkan dirinya melihat kearah keluarga Choi. Sebisa mungkin ia menahan emosinya. Dan ia tau, saat ini Yoora sedang memperhatikannya yang sedang menunduk.

Siwon dan Jung Ah masih terus berbicara untuk membahas rencana pernikahan mereka. Hyesung sempat mendengar kata bahwa Jung Ah dan dirinya akan pindah kerumah keluarga Choi setelah pernikahan itu. Baiklah, Hyesung masih bisa menahan semua emosinya.
“Dan bagaimana jika kita memindahkan Yoora ke sekolah Hyesung?” usul Jung Ah, Hyesung mengangkat kepalanya refleks lalu menatap ibunya dengan tatapan geram. Sudah cukup! Aku tidak ingin melihat gadis lenjeh itu disekolahku!! Gumamnya kesal dalam hati. Hyesung tak mampu berkata apapun. Ia mengangkat dirinya dari tempat duduknya kemudian berjalan meninggalkan meja itu. “Hyesung-ah, kau mau kemana??” panggil ibunya. Hyesung hanya menoleh sejenak kemudian berjalan menghiraukan ibunya yang tengah menyerukan namanya.


***


“Hyukjae-ya.. belikan aku soft drink” suruh seorang pria pada temannya yang sedang duduk santai disebuah caffe ditemani beberapa makanan ringan dimejanya.
“Cish .. lagi – lagi kau menyuruhku Cho Kyuhyun !”
“Oh ayolaah … aku kehabisan minumanku” pintanya membalikan gelas soft drink yang telah habis itu. Hyukjae tertawa pelan. “Baiklah .. baik .. akan kubelikan kau soft drink.. oiya, jangan lupa kenalkan aku gadis cantik tadi” Hyukjae menyerah, namun tetap saja ia menambahkan permintaan pada Kyuhyun. Sahabatnya. “Tidak, keculai kau mau mentraktirku”
“sudah kuduga” Hyukjae mengangkat dirinya dan berjalan menuju counter pembelian soft drink yang berada tak jauh dari sana. Setelah berurusan dengan pembelian soft drink, ia kembali berjalan menuju temannya yang terlihat sedang berbicara di telepon. Mungkin sedang bicara dengan wanita.

Ditangan Hyukjae kini sudah ada dua gelas soft drink. Tapi tiba – tiba “Brakkk!!”
Sialnya. Ia menabrak seorang gadis hingga membuat soft drinknya jatuh kelantai. Dan paling menyebalkan wajah dan pakaian pria itu terkena tumpahan minuman soft drink yang sedari ia pegang itu. Ia sudah memandang dengan tatapan membunuh siapa orang yang menabraknya.
Ternyata yang menabraknya adalah seorang gadis. Gadis itu memakai dress pink muda dan membuat tubuh gadis itu terlihat anggun ketika ia berdiri. Gadis itu memandang Hyukjae dengan pandangan datar. Hyukjae yang tadinya ingin membunuh orang yang menabraknya akhirnya menarik kembali pikirannya. Ia memang gadis biasa. Tapi entahlah, Hyukjae sama sekali tidak bisa mengalihkan pandangannya kearah lain selain gadis itu. “Maaf” ucap gadis itu singkat.

Mendengar kata – kata yang keluar dari mulut gadis itu, Hyukjae tergelak.
“Oh..” Gadis itu sudah bersiap meninggalkan Hyukjae tapi … “Hei tunggu” teriak Hyukjae, gadis itu menoleh. Matanya menunjukan kalimat ‘mau-apa-kau’ Hyukjae menunjukan pakaiannya yang basah karena tertubruk oleh gadis itu tadi. “Kau harus tanggung jawab”
gadis itu tidak menjawab, tapi ia menghampiri Hyukjae sambil merogoh kantung dari jaket yang membalut dress pink muda-nya. Kemudian ia melemparkan sebuah sapu tangan polos berwarna putih pada Hyukjae, sapu tangan itu terlempar mengenai wajahnya.
“Gunakan itu untuk membersihkannya” kata gadis itu akhirnya. Hyukjae membulatkan matanya. Ia melihat sapu tangan putih ditangannya kemudian menatap gadis yang sudah menjauh dari pandangannya. Gadis menarik. Pikirnya. Ia menggenggam erat sapu tangan itu dan bergumam.
“Semoga kita bertemu lagi nona” ucapnya mengembangkan senyuman.

TBC

Unimportant

Diposting oleh Icha Elias di 09.09 0 komentar
Hallo~ XD
Hari ini gue hadir dengan corat coretan sederhana… abisnya gue ngerasa kenapa blog gue bener-bener sepi isinya.. terus juga sepi pengunjung T.T
entah karena cerpen maupun ff gue gabanget atau karena emang pengunjung gamau liat isinya HAHAHAHAHAHAH *ketawa miris*
Gue baru ada project gitu sih.. entah bisa dijalanin apa enggak.. soalnya emang buntu juga guenya.. ide sih ada, tapi susah buat nuangin ke microsoftnya T.T zzzz
terus, emang kerjaan gue kan mengayal mulu tuh :D walau ngayalnya juga sangat amat gajelas hahaha
Intinya project gue itu cuma sebuah cerpen.. cerpen yang bersangkutan endingnya (?) pengennya gue bersangkutan tapi gatau kan gerakan tangan gue gimana :’(
Ini nih gue tulis deh sinopsisnya. *gayakin ada yang mau baca* maaf jelek T.T

You’re Mine, Whatever you do (You’ve Fallen for Me sequel)


Cast : Nilanos Watson, Ardeki Garside

Ps : Ini niatnya bikin lanjutan dari cerita sebelumnya, jadi gue bikin sequel gitu.. abisnya geregetan gitu sih hahahaha XD
Pemainnya masih sama wuakakakakakkaka dengan menggunakan nama teman-teman saya XD abisnya bingung mau pake nama siapa *ini serius*

Sinopsis : Seminggu sudah hubungan mereka dengan status “berpacaran” dijalankan oleh Nila dan kekasihnya. Tapi entah jauh didalam hatinya, ia memiliki begitu banyak kekhawatiran. Kekhawatiran yang sungguh tidak jelas. Apalagi, Nila semakin merasakan sifat Ardeki yang begitu aneh dan berbeda akhir-akhir ini. Rasa khawatir yang mengakar kuat semakin meyakinkan Nila untuk mengakhiri hubungan ini. Apalagi Nila sendiri tau bahwa ia ingin sekali ikut prom night atau pesta ulang tahun dan perpisahan sekolah dengan Ardeki. Tapi sepertinya, hal itu tidak bisa ia harapkan lagi. Yang jadi pertanyaan adalah. Apakah hubungan mereka benar-benar akan berakhir? Akankah Nila pergi prom night sendirian? *author sok misterius*
Tunggu saja cerita basi saya ini :D



My Real Princess

Cast : Jenny Smith, Marcus Cavendish

Ps : ini dapet insipirasi dari otak udang gue dalam ber matematika. Karena emang ceritanya ada unsur matematikanya. Walaupun cuma sangat amat sedikit XD tapi bukan ada rumus2 dicerpen ini. Bukan! *author ribet sendiri* liat ajadeh judulnya. Hahahahahah
pasti segaje authornya kan? wuakakakak
yaudah liat aja nih sinopsisnya.

Sinopsis : Jenny Smith hanyalah seorang gadis biasa saja, sangat amat biasa dengan segala kesederhanaannya. Ia tidak pernah pamer apapun kepada teman-temannya. Yah, tentu saja karena dibatasi oleh keterbatasan otaknya yang sama sekali tidak bisa disebut sebagai ‘Gadis Pintar’ kedua kata itu sama sekali tidak menggambarkan seorang Jenny. Apalagi dengan pelajaran Matematika. Oh, jangan harap Jenny akan akur dengan pelajaran itu. Pelajaran yang bagi Jenny mematikan itu sangat amat membuatnya stress lahir batin. Tapi karena Matematika pula lah yang mempertemukan gadis itu dengan Marcus, teman sekelasnya yang bersedia mengajarkan Jenny matematika. Seiring dengan berjalannya waktu. Jenny merasakan sesuatu yang sangat tidak biasa pada Marcus. Apakah ia jatuh cinta? Lalu bagaimana dengan malam prom? Apakah Marcus akan menjadikannya pasangan?
Tunggu aja :D *sok banget neh orang*
oiya itu judulnya gue ganti (penting amat) ceritanya juga sebenernya gasama2 banget sih ama yang gue ceritain, tapi yaa.. ada nyangkutnya(?) lah..
terus juga ini tuh aku udah bikin. ternyata gabisa ampe cerpen .. akhirnya gue.. gatau nih -_-



The Fastest Love

Cast : Liona Thompson, Henry Stewart

Ps : Ehem! Kalo yang udah tau harap diem, gausah cengengesan gitu -..- *apaan seh nih author*
ehem.. ehem *bersihin tengggorokan*
ini inspirasi yang tiba-tiba dating dikamar mandi *speak* haahahhah. Gatau deh ini inspirasi dateng dari mana, tiba-tiba ada aja ide gila buat bikin cerpen kaya gini. Sumpah ceritanya ganyambung XD hahaha
nih baca sinopsinya. Awas mual kawan kawan~

Sinopsis : Liona Thompson sudah lama menaruh hati pada seorang senior di kampusnya Henry Stewart. Entah sudah berapa ia menunggu untuk senior pujaannya itu. Tapi ada satu kata yang selalu membuatnya semangat, ia akan mendapatkannya dan akan dicintai olehnya. Setiap hari dan setiap waktu, gadis itu selalu menjadi stalker di semua akun pria itu. Hingga suatu saat, Liona mempunyai ide yang cukup gila untuk menarik hati seniornya. Meskipun ia tidak tau cara itu efektif atau tidak. Jika Liona berhasil, mungkin saja Henry akan mengajak gadis itu ke prom night.  Tapi, ada beberapa hal yang membuat Liona agak sedikit tidak percaya diri. Henry adalah senior tingkat akhir yang pintar, high tech dan termasuk dalam senior panutan dikampusnya!
Apakah Liona akan berhasil menjalankan ide gilanya? Apakah tidak ada pengganggu dan pengacau direncananya? Dan apakah gadis itu akan mendengar Henry mengajaknya ke pesta?
Tunggu aja :D hanya di blog ini! HAHAHAHAHHAHA


Nah, itu dia sinopsisnya pemirsa~ jelek banget kan? iyah, itumah udah pasti banget.. -__-
saya juga agak gimana gitu, gapede juga ngepostnya. Tapi blog ini sepi banget upload-an gitu T.T
tunggu aja yaa cerpen cerpen gaje ini :’) takut juga kalo ini bakal ngecewain reader sekalian. Abisnya gue seteres dan gatau musti ngapain, galau juga :’( huhu *curcol*
yaudah, sok atuh komen :)

Thanks for read :D
See you in the next story ~
Leave a comment please :)

My Lovely Idol | Part 4

Diposting oleh Icha Elias di 01.22 0 komentar

 Tittle : My Lovely Idol
Author : Icha Elias or Ummu Aisyah (@MrsEliasChoi on twitter)
Rating : PG 13
Length : Series
Repost from :  http://mrschoiminho.wordpress.com/
Cast : Choi Sanghee, Lee Donghae, Lee Hyukjae and all others
“hah ? apa katamu oppa ?” Tanya Sanghee tak percaya, ia masih kaget. Bahkan ia sendiri tidak bisa mengungkapkan kekagetannya itu.
“iya, kau mau tidak ?”
“hei .. kau ini apa – apaan! Kenapa mengatakan hal begitu ditempat begini ?! sungguh tidak romantis” kata Donghae sebal, ia mencibirkan bibirnya kesal. Tapi sesungguhnya ia tidak punya alasan untuk kekesalannya itu.
Sementara gadis yang terhimpit diantara mereka hanya menundukan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang sudah terlanjur memerah.

“ishh ~ aku seperti menonton drama disini.. kalau kalian ingin syuting WGM lebih baik jangan disini” *si donghae ngomong apadeh ? -__-a* kata Donghae asal, mungkin ia kesal jadi ia mengatakan hal yang tidak jelas itu. Terlebih lagi ia sedang melihat Eunhyuk masih merangkul bahu Sanghee.
“kau tidak usah cemburu begitu .. aku hanya bercanda” kata Eunhyuk akhirnya, ia sedikit mengangkat dirinya dan kembali berdiri tegap dihadapan Donghae.
“haha .. sudah kuduga” Donghae tertawa “kau dengar itu nona ? tidak usah tersipu seperti itu ! Eunhyuk hanya bercanda !” ia meledek Sanghee yang sekarang sedang memanyunkan bibirnya, ia masih terdiam. Bingung harus bilang apa.
Seharusnya ia tau, seorang seperti Eunhyuk itu tidak mungkin mengajaknya pacaran.
Sadar Choi Sanghee !! bangunlah dari semua mimpimu ! bisa berfoto bersama idolamu saja itu sudah cukup kan? Kenapa kau mengharapkan hal yang tidak mungkin! Rutuknya dalam hati.
“a.. aku sudah tau kalau itu bercanda ! aku tau Eunhyuk oppa itu orang yang humoris” Sanghee masih menundukan kepalanya
“hei, kenapa nada bicaramu jadi manis begitu ? bukankah tadi kau marah – marah terus hah?” Donghae mendelik, Sanghee memutar bola matanya. Donghae terlalu banya bicara.
“itu berbeda! Jangan harap aku akan sopan terhadapmu”
“ya ! kau ini benar – benar” belum sempat menyelesaikan kata – katanya yang tertinggal itu.
“ya! Kenapa jadi kalian yang bertengkar ?” potong Eunhyuk yang sedari tadi agak heran melihat kedua orang yang ada dihadapannya.
“kalian sering bertengkar begini?”
“ne, hampir setiap detik … ikan ini selalu saja menjengkelkan”
“apa ? ikan katamu ? yah kau ini-”
“cukup ! kalau kalian sering bertengkar, mungkinkah itu pertanda bahwa kalian berjodoh?” Eunhyuk mulai berbicara. “TIDAK MUNGKIN !!” pekik Donghae dan Sanghee bersamaan. “konyol sekali kau, tak mungkin pria tampan sepertiku akan menyukai gadis pendek seperti dia ini, seleraku itu sangat tinggi. Kau tau ?” Donghae protes panjang lebar, sepertinya menghina gadis itu sudah hobi dia ._.
“gadis pendek ? pikir dulu sebelum bicara wahai ikan ! kau bahkan tidak lebih tinggi dari tiang kamera itu !!” Sanghee nyaris berteriak, ia tidak mau kalah. Sepertinya sifat mereka berdua yang sama – sama egois dan tidak mau kalah itu membuat Eunhyuk menggelengkan kepalanya.
“baiklah baiklah .. jika kalian ingin melanjutkan pertengkaran kalian silakan saja .. aku takkan mengganggu” kata Eunhyuk.
“dan … aku pergi dulu Sanghee senang bertemu denganmu .. dan kalau tentang foto kita, kau bisa ambil jika kau kesini lagi” ucap Eunhyuk akhirnya, ia lalu tersenyum hangat pada gadis itu. Sanghee membalas senyum singkatnya lalu membungkukan sedikit badannya pada pria yang akan berlalu itu.
“ne .. gamsahamnida oppa, senang bisa bersamamu .. annyeong”
“annyeong” Eunhyuk mengangkat tangan kanannya kemudian membalikan badan dan pergi meninggalkan Donghae tanpa pamit.
Donghae menyipitkan matanya kesal kemudian mendengus “hish apa – apaan dia, dia bahkan tidak berpamitan padaku ?? pria macam apa itu” gerutu Donghae, Sanghee yang mendengar itu langsung melempar pandang kearahnya. “tak ada gunanya berpamitan denganmu” sahut gadis itu jutek. “berisik kau ! lanjutkan saja pekerjaanmu” suruh Donghae, lagi – lagi dengan gaya sok perintahnya.

***

“huuaaaaaaaaaaaaaaaaaa akhirnya selesai juga” kata Sanghee lega, ia merentangkan tangannya di depan gedung agensi itu untuk menyegarkan otot – ototnya setelah bekerja seharian diruangan.
Ia meluruskan otot otot lehernya yang serasa mau patah. Tentu saja, ia sudah seperti babu karena pria bernama Lee Donghae itu. Seharian ia menuruti Donghae dan mengikuti apa saja kemauan pria itu. Mulai dari membereskan pakaiannya untuk dimasukan di tas, mengambil ini itu dan banyak lagi.
“begini pekerjaanmu setiap hari ?” Tanya Sanghee sambil bersandar pada pintu mobil Donghae
“tidak, kebetulan saja hari ini jadwalku tidak padat .. hanya pemotretan” jawabnya singkat, “ahh.. ara”
Hening sejenak, tak ada yang mulai mengajak bicara. Mereka berdua sama – sama bersandar pada depan mobil. Donghae menutup matanya untuk merasakan semilir angin dingin sore itu.
Sanghee menghela nafasnya sebal “ya ! kenapa diam?” teriak Sanghee geram.
“hhh ~ kau ini.. bisa tidak kecilkan suaramu” balas Donghae namun kali ini ia tidak setegas dan sejutek sebelumnya.
“mana handphoneku ? ini sesuai perjanjian kan ? aku membantumu bekerja sampai sore dan membawakan barang – barangmu hingga sampai ketempat parkir” Sanghee menagih janjinya
“aish, ne .. ne ..igeo” Kata Donghae memberikan sebuah handpone pada gadis itu setelah ia merogoh kantung jaketnya dan secara terpaksa ia berikan pada Sanghee, Sanghee kemudia meraih handphone itu. “hehehe akhirnyaaaaa ~!!!!” ujarnya riang.
Tapi … “hei pria bodoh ! lepaskan tanganmu dari handphoneku”
“sireo !”
“ya ! kau mau menyiksa apa lagi hah? Cepat lepaskan” Sanghee menahan emosinya dalam – dalam. Donghae akan melakukan apalagi?
“aku … aku ada satu permintaan”
“apa ? cepat waktuku tidak banyak, aku juga tidak yakin bisa mengabulkannya. Aku bukan jin!” jawab Sanghee yang sepenuhnya kesal.
“itu .. aku ingin”
“ingin apa?” Tanya Sanghee penasaran “anu”
Donghae masih gengsi untuk meneruskan kata – katanya, yah… keinginannya ini mungkin gila. Tapi itu yang ia inginkan sepertinya dan Donghae belum yakin gadis itu akan mengiyakan permintaannya kali ini terlebih lagi ia mendengar kata terakhir tadi, bahwa Sanghee bukan Jin (.___.)  “apa ? katakan saja” Donghae menggaruk tengkuknya, tanda bahwa ia bingung.
“tidak jadi deh..” Sanghee semakin mengerutkan dahinya. Kenapa Donghae begitu aneh?
“benar tidak ada? Kalau begitu aku pergi ya??” kata Sanghee akhirnya. Terlihat Donghae ingin mencegahnya tapi niat itu kembali diurungkannya. Kemudian Sanghee menyambar Handphone nya saat pria itu lengah. “hahaha terima kasih ya ~ Donghae-ya annyeong” kali ini gadis itu melangkahkan kakinya meninggalkan Donghae yg masih terdiam didepan mobil sedannya itu.
Sebenarnya Sanghee sangat menyadari gelagat aneh Donghae tadi, tapi ia berusaha mengabaikannya daripada Donghae akan semakin menyusahkannya.

***

“yeaaahh” seorang gadis merenggangkan lengannya ditengah lapangan sekolah, disamping gadis itu ada dua orang gadis lainnya.
“hahah akhirnya kita bisa menyelesaikan ujian Park songsaenim hari ini” kata gadis itu riang.
“ne kau benar Hyejin, aku hampir frustasi melihat soal – soal yang begitu banyak tadi. Untungnya aku sudah belajar sedikit semalam” sahut temannya yang bernama Ryumi
“ahh .. aku pasrah dengan nilai ulanganku .. pasti seburuk dengan tulisan Park songsaenim dipapan tulis” gerutu teman satunya lagi, siapa lagi kalau bukan tokoh utama Choi Sanghee.
“hahaha.. nilai ulangan itu urusan nanti ! sekarang kita harus merayakannya?! Bagaimana kalau kita jalan – jalan?” usul Hyejin “ahh.. ide bagus !!” Ryumi menyetujui ide Hyejin beberapa detik setelah gadis itu menyelesaikan kalimatnya sementara Sanghee hanya mengangguk mengikuti keinginan dua orang sahabatnya itu.
Tiba – tiba “dddrrrrttt” Sanghee merasakan getaran dikantung jas sekolahnya, buru – buru ia mengangkat telpon itu dan sedikit menjauh dari kedua temannya kemudian menempelkanya di telinga kanannya “yoboseyo” sapanya
“Choi Sanghee?” kata suara diseberang sana. Suara yang sama sekali tidak asing di telinga gadis itu, ia membelalakan matanya dan mendengus kasar “yaampun, aku kenal suara jelek ini! mau apa?!!” balas Sanghee jutek, ia sama sekali tidak berkata layaknya perempuan pada orang diseberang -_-
“ya ! pelankan suaramu, kupingku ini sensitive !!!”
“aishh .. sudah tidak usah banyak bicara ! mau apa?”
“ani … aku .. butuh.. bantuanmu sekarang !” ujar pria itu dengan agak tergagap.
“mwo ? bantuan apa ? dan tunggu .. seorang Lee Donghae meminta bantuanku? Aku tidak salah dengar ??”
“aku sedang sibuk dan membutuhkan asisten saat ini, bisa kau membantuku?”
“apa? Hei, kau kira aku ini pembantu !! aku bukan budakmu, urusan kita sudah selesai sejak kemarin ! jangan harap aku akan terlibat dalam pekerjaanmu..aku tidak akan mau !!” kata Sanghee ketus. “aww suaramu itu” erang Donghae mendengar suara Sanghee yang begitu membahana ditelinganya dan membuatnya harus menjauhkan handphonenya dari telinga .__.
“tenang … aku akan membayarmu ! berapa yang kau inginkan huh?” Tanya Donghae seolah menantang, namun bukannya menjawab pertanyaan Donghae, Sanghee malah bertanya.
“kenapa?” Donghae mengernyit, “kenapa apanya?”
“kenapa aku? Bodoh !!!”
“ahh .. itu..i..itu..aku..sudah..tidak..ada waktu untuk mencari asisten jadi aku menghubungimu saja, kebetulan sepertinya kau bisa diandalkan” ujar Donghae, ia berusaha beralasan sebisanya dan membuang rasa gengsinya itu sejauh – jauhnya.
“ih.. bilang saja aku yang ingin dijadikan pelampiasanmu”
“haha benar !! kau pintar gadis bodoh” tawa Donghae meledak “berhenti tertawa  ! pintar ya pintar, bodoh ya bodoh cish” Sanghee menggerutu sebal, Donghae langsung berhenti tertawa detik itu juga setelah mendengar gerutuan Sanghee.
“eh-hem… bagaimana?” Tanya Donghae lagi
“aduh…aku bingung…!!” Sanghee hampir berteriak, ia mengacak – acak rambutnya.
“ya, kalau kau bekerja denganku..aku akan membayarmu mahal” tambah Donghae berusaha membuat Sanghee mengiyakannya dan juga membuat gadis itu semakin bingung.
“hei, tapi … aku kan masih SMA”
“lalu kenapa?”
“kau mau aku bekerja semauku huh?”
“tidak”
“nah, kalau begitu jangan hubungi aku lagi !!” kata Sanghee akhirnya, ia berniat memencet tombol reject dihandphonenya sebelum Donghae berbicara lagi “lima ratus ribu won” ucap suara diseberang. Sanghee masih malas menanggapi namun kemudian ia terkaget mendengar jumlah nominal yang baru Donghae sebutkan tadi. “MWO ?? lima ratus ribu won ?!!” pekiknya
“iya, terkejut?” mulut gadis itu masih terbuka lebar, ia terkejut? Tentu saja, lima ratus ribu won itu tidak sedikit. Ia bisa belanja tanpa harus kena omelan dari kedua orang tuannya karena memakai kartu kredit tanpa batas =,=
Sanghee kembali mencatut pikiran yang berkelebat di otaknya.
Tapi tidak, kau harus jual mahal dulu Choi Sanghee, naikan hargamu ! pikirnya.
“dikit sekali sih” ucap Sanghee
“mwo ?? sedikit katamu? memang berapa maumu?”
“mahal ~ sekitar enam ratus lima puluh ribu won, bagaimana?” ujar Sanghee menekankan setiap nominal yg ia sebutkan sambil tersenyum puas.
Sementara itu Hyejin dan Ryumi sedikit menguping pembicaraan Sanghee namun mereka tidak mengerti Sanghee bicara apa Hyejin menatap Ryumi seolah berkata ‘dia-sedang-bicara-bersama-siapa?’
menyadari itu, Ryumi mengangkat bahunya tidak tau. Mereka berdua semakin penasaran saat mendengar kata uang di pembicaraan Sanghee.
“ya!!! kau pikir kau ini siapa? kenapa aku harus membayarmu enam ratus lima puluh ribu won? Tidak bisa. Lima ratus ribu won.. ambil atau tidak?!!” ujar Donghae sok bijaksana.
“aku siapa? aku adalah adik superstar Choi Siwon, baiklah, mungkin uangmu tidak cukup untuk enam ratus lima puluh ribu, aku terima tawaranmu!! Tapi masih ada syarat lagi”
Donghae mendengus frustasi. “syarat apa?” katanya pasrah
“kita adakan perjanjian hitam diatas putih setelah itu kita tanda tangan agar kau tidak membawa kabur uangku ! dan kau harus membayar beberapa uang muka bagaimana?” Sanghee akhirnya menyetujui walaupun syaratnya agak kurang masuk akal. Seorang Lee Donghae membawa kabur uangnya. Mustahil kan?
“aku tidak akan membawa kabur-” “hap! Pokoknya ikuti saja!!” potong Sanghee cepat.
“baik baik .. aku akan menurutimu gadis imut, sekarang … cepat ke apartemenku ! pekerjaan menunggumu sayang ~” kata Donghae meledek “ish… menjijikan sekali kau.. baik aku akan berlari ke apartemenmu dalam 5 menit…eh bukan.. 10 menit.. tunggu aku okay?”
“baik, aku akan menunggumu…sampai jumpa”
“ne..” Sanghee menekan tombol reject dihandphonenya, dengan otomatis sambungan telepon mereka terputus. Sanghee lalu menoleh kearah belakang tubuhnya dan menemukan kedua sahabatnya sedang memandang heran dirinya. Sementara Sanghee? Ia hanya bisa memberikan cengiran tak bersalahnya. “hehehe … maaf kalian menunggu”
“siapa yang menelpon? kenapa pembicaran kalian terlihat seru sekali sih?” ujar Hyejin ingin tau.
“ahaha bukan .. bukan siapa – siapa !! orang tidak penting kok” jawab Sanghee menutupi.
“dan .. itu ..aku.. sepertinya tidak bisa ikut jalan – jalan dengan kalian..hehe..aku sibuk” tambah Sanghee meminta maaf, ia menautkan kedua jarinya didepan dadanya seraya menundukan kepalanya “wae ????” tanya Hyejin dan Ryumi bersamaan
“ahh .. anu… aku .. aku benar – benar sibuk, kita bisa pergi bersama kapan – kapan kan? Maaf ya, kalian pergi berdua saja dulu”
“memangnya kau sibuk apa? Mungkin kami bisa membantu” kata Ryumi, mendengar itu Sanghee langsung menggeleng cepat. “tidak .. tidak… kesibukanku ini hanya aku yang bisa menyelesaikannya sendiri”
“yang benar ?” Hyejin mengerutkan keningnya melihat kelakuan temannya yang terlihat aneh dan menutupi sesuatu.
“iya.. tentu saja, aku tidak ingin merepotkan kalian hehe” ujar Sanghee masih salting. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana kalau kedua sahabatnya Hyejin dan Ryumi tau bahwa yang menelponnya tadi adalah Lee Donghae ? berteriak histeris atau tidak percaya? Mungkin bisa keduanya. Apalagi mengingat Hyejin adalah fangirl dari pria itu. *sejak kapan gue ngepens ama donge ?? ==a*
“gwaenchana … sepertinya kau memang sibuk” kata Ryumi mencoba mengerti “ne..” sahut Hyejin singkat. Sanghee langsung tersenyum mendengar kata sahabat – sahabatnya itu.
“aaaaa … kalian ini baik sekali sih! Aku tidak akan pernah melupakan kalian … aku tidak pernah menyesal bersahabat dengan kalian” kata Sanghee kegirangan, ia mengelus dagu kedua sahabatnya itu ._. kemudian berpamitan. “baiklah, aku pergi dulu .. dadah .. Han Hyejin Shin Ryumi saranghae ~” ujar Sanghee akhirnya sambil sedikit  berjalan kearah pintu gerbang dan tersenyum manis dan membuat gambar hati diatas kepalanya dengan tangannya -__-.
~
Sanghee menyeka keringat yang mengucur diwajahnya. Nafasnya masih memburu, terang saja, ia berlari dari gerbang sekolahnya hingga ke halte bis, untunglah tinggal beberapa langkah lagi ia akan mendekati halte yang menjadi persimpangan bus itu. Raut wajah lega terlihat setelah bus hijau besar dihadapannya. Buru – buru ia naik kedalam bus yang bisa menampung berpuluh – puluh orang disana. Beberapa menit kemudian Sanghee tiba di tempat tujuannya.
Gadis itu tersenyum ringan melihat apartemen Donghae yang sudah ada dihadapannya, ia tinggal berjalan ke parkiran dan menghampiri Donghae disana.
Dan benar saja Donghae sedang berdiri didepan mobil hitamnya sambil menunggu kedatangan seorang gadis SMA yang sekarang sudah resmi menjadi asisten pribadinya. Berkali – kali ia melihat jam tangannya, tapi gadis itu belum menunjukan sosoknya. Rasanya Donghae ingin sekali memperkecil tubuh gadis itu.
Terlihat seorang gadis berlari sambil melambaikan tangannya. Tentu saja ia juga memanggil nama pria itu. Bukan nama sih, tapi… “ikaaaaaaaaaaan !!!” teriak gadis itu membahana. Donghae membelalakan matanya mendengar namanya yang menurutnya bagus sekarang diubah menjadi ikan oleh gadis kecil itu -___-a
“ya! Siapa yang kau panggil ‘hah? Namaku itu LEE DONGHAE” bentaknya kesal, sudah dua kali ia dibuat kesal oleh gadis itu.
“hahaha mianhe, aku lupa letak huruf vocal namamu” jawab Sanghee asal. Nafasnya masih tak beraturan ‘hosh..hosh’ itulah yang terdengar dari desahan nafasnya.
“cish! Menyebalkan kau !!”
“yasudahlah lupakan ! kau sudah terlambat kan? Bisakah kau menahan segala kekesalanmu hingga kau tua nanti”
Donghae melemparkan pandangan sebalnya lagi pada Sanghee
“kau ini bicara apa? Sudah cepat masuk kedalam mobilku”
“baik .. baik..” Sanghee kemudian membuka pintu mobil Donghae dan duduk disamping pengemudi yang tidak lain adalah pria ikan itu.
“kau akan menyetir lagi?” Tanya Sanghee was was. “memang kau bisa menyetir? Jika bisa kau saja”
“tidak… aduh bisakah kau memperkecil jarak kemudimu? Aku masih muda” pintanya memamerkan puppy eyes dikedua matanya.
“hahaha” Donghae tertawa menanggapi tapi kemudian ia berkata “tidak bisa”
“ya! Kau ini kalau ingin mati sendiri saja, aaaa… oppa tolong aku !!!” Sanghee ketakutan, ia berkomat – kamit tidak jelas seperti mengucapkan sebuah doa.
“lebih baik aku naik bus saja kalau begitu” ucap Sanghee, ia baru saja ingin membuka pintu mobil, namun Donghae berkata “oke oke.. aku akan menjadi pengemudia yang baik untukmu” katanya, Sanghee lalu menoleh kearahnya.
“yang benar?” tanyanya curiga “he-em” Donghae mengangguk.
“naah .. kalau begitu aku bisa tenang” ucapnya sambil tersenyum lega. Donghae kembali terkekeh melihat senyuman lega gadis itu.
Sesuai dengan perkataannya tadi, Donghae benar – benar mengendarai mobilnya itu dengan kecepatan standar. Itu lebih baik, daripada membiarkan Sanghee naik bus.
“ahh .. lihat Lee Donghae-ssi, wajahmu lebih tampan jika menyetir dengan baik” ucap Sanghee memuji, walaupun itu hanya terpaksa.
“hahaha aku memang tampan” ujar Donghae narsis “tidak jadi.. kau itu narsis sekali sih” Sanghee mencibir. “hehehehehehe :p” Donghae kembali tertawa.
“kau ini tertawa mulu sih”
“kau itu lucu, kau tau?” balas Donghae
“tentu saja aku tau, kemarin Eunhyuk oppa juga mengatakan begitu juga, aku ingin tau selucu apasih diriku” Sanghee menatap polos wajah Donghae dengan tatapan innocentnya, wajah Donghae berubah setelah mendengar kata Eunhyuk berubah menjadi datar, air muka orang cemburu. Bisa bayangkan kan? *author malah nanya sih -__-*
Donghae berdecak sebal, “bisakah kau berhenti menyebut kata Eunhyuk didepanku? Dia mengatakan kalau kau gadis lucu huh? Kau tau dia itu sebenarnya Playboy yang pintar merayu mangsanya ! jangan dengarkan kata – kata dia” omel pria itu tidak karuan.
“kau itu kenapa sih? Aku belum pernah mendengar dia itu playboy atau mungkin itu dirimu?”
“ish, lupakanlah ! kau sama sekali tidak lucu” Donghae menarik kembali kata – katanya. Sanghee kembali menggumam sebal, “kau ini kalau memuji harus tulus! Walaupun kemarin Eunhyuk oppa tidak mengatakan aku gadis cantik atau gadis manis, tapi aku yakin ia pasti sangat tulus” kata Sanghee sok tau, ia tersenyum mengingat pertemuannya dengan idolanya kemarin. Tidak terduga memang, tapi itulah takdir .__.
Ia menghiraukan wajah Donghae yang sekarang sudah kembali kesal, gadis itu tetap bercerita dengan Donghae kejadian kemarin, sepertinya ia tau Donghae sedang mencueki dirinya. Donghae menginjak pedal gas dengan yakin dan tentu saja mobil yang mereka tumpangi semakin cepat dan berlaju kencang. Sanghee terlonjak dan memegang erat – erat sabuk pengamannya.
“hooaaa .. kenapa jadi mengebut seperti ini hah?”
“menurutmu kenapa?” Donghae memutar balikan perkataan Sanghee
“hiiaaa Lee Donghae !! kau berjanji akan menyetir dengan normal kan?”
“itu janjiku beberapa menit yang lalu tapi aku baru saja merubahnya beberapa detiak yang lalu” Donghae tersenyyum licik, sementara Sanghee menyatukan kedua tangannya berkomat – kamit dan membaca doa disana.
“oppa ~ tolong aku !! aku tidak mau mati muda … aku bahkan belum pernah merasakan ciuman” ujar Sanghee tidak jelas. Sungguh polos. Pikir Donghae.
Mendengar perkataan Sanghee, Dongha ehanya tertawa singkat kemudian melanjutkan aktifitas menyetir mobilnya, dan tentu saja masih dengan kecepetan diatas normal.

***

“Ckiiitttt” sedan hitam itu memarkirkan mobilnya disamping gedung sebuah agensi, penghuni mobil yang berseragam SMA itu keluar dengan raut muka yang cukup pucat.
“oh tuhan, lebih baik aku terjebak macet selama satu jam daripada naik bersama orang ini” ucapnya, ia kemudian meraba bagian perutnya yang serasa diaduk – aduk itu.
“perutku mual” adunya
Pria yang tadi mengemudi itu hanya menyeringai pada Sanghee. Seringaiannya itu bisa membuat orang ingin menampar wajahnya -__-
“kenapa kau menyeringai begitu ? ini semua salahmu !! sudah dua kali aku seperti ini karenamu”
“kau berlebihan, kemarin kau muntah kan? Tapi hari ini tidak, sepertinya ada kemajuan, atau mungkin kau sudah kebal” Donghae menyeringai lagi padanya.
“diam kau atau wajahmu akan benar – benar menjadi ikan !” ancam Sanghee geram, ia semakin emosi saat Donghae menyuruhnya mengambil barang – barang keartisannya dibagasi dan mulai memerintahnya.
“uhh badanku pegal membawa barang banyak begini” gerutunya pelan, untunglah Donghae tidak mendengar gerutuan gadis itu. Jadi Sanghee bisa selamat tanpa omelan.
Ia mengekor dibelakang Donghae dengan dua tas penuh dikedua tangannya. Beban yang ada ditas itu cukup berat, hingga membuat gadis itu kembali berkingat dan penuh peluh diwajahnya.
Sanghee mengikuti Donghae yang berbelok ke sebuah tempat, lebih tepatnya studio pemotretan. Sanghee melebarkan matanya, ia baru sadar didalam ruangan itu dipenuhi dengan para artis papan atas. Ia mengedip – ngedipkan matanya berkali – kali.
ini bukan mimpi ! ini kesempatanmu untuk mendapatkan tanda tangan dan foto mereka! Pikirnya, senyum terkembang dibibir gadis itu. Ia jadi semangat untuk menjalani pekerjaan barunya ini. “baiklah, aku harus semangat ! fighting !!!” katanya riang.
“Sanghee-ya, kau taruh barangnya disini.. dan tolong kau ambilkan baju sponsor untukku pada tante tante itu” suruh Donghae, ia menunjuk ke seorang wanita yang sedang merapihkan beberapa baju wardrobe. Sanghee mengangguk mengerti, kemudian berjalan kearah yang Donghae maksud. Ia baru menyadari, ditempat itu, dialah satu – satunya orang yang memakai baju sekolah. Tentu, tempat seperti itu bukan tempat yang bisa dijangkau gadis SMA sepertinya. Ia musti bersyukur.
“joseumnida.. aku ingin mengambil baju untuk dipakai Lee Donghae” kata setelah ia tiba dihadapan tante tante itu.
“oh, tunggu sebentar”
“ne..” Sanghee mengerti, ia menunggu tante itu yang sedang mencari baju untuk Donghae, matanya menyelusuri seluruh ruangan itu. Ruangan itu penuh dengan pria – pria tampan yang sudah terkenal, ada bintang iklan, model catwalk sampai penyanyi dan koki *author gelaaa*.
Untunglah, ia tidak terkena serangan jantung saat memasuki ruangan itu.
“oh tuhan !! itu kan Key !! dia pria paling fashionable tahun ini ! yaampun aku bisa melihat dia langsung! Ryumi pasti iri jika aku memberitahunya, nanti aku akan meminta foto dan aku pamerkan pada Ryumi hahaha” Sanghee menyerocos pada dirinya sendiri. Ia memandangi pria bernama panggung Key itu dengan tatapan kagum, rambu blonde key terlihat sangat mengesankannya. “yaampun dia benar terlihat fashionable dia juga sangat tampan” Sanghee menggelengkan kepalanya mengagumi ketampanan pria itu karena tidak sadar dengan tindakannya, pundak Sanghee ditabrak oleh seorang pria kurus namun tidak terlalu tinggi, walaupun masih lebih tinggi dari Sanghee. Hingga membuat gadis itu hampir jatuh tersungkur. Untunglah ia masih bisa menyeimbangkan tubuhnya. “ohh.. maaf nona” pria itu membungkukan badannya meminta maaf, tapi Sanghee malah terbengong melihat pria itu ada dihadapannya.
“nona kau tidak apa – apa kan?”
“ahh.. aku tidak apa – apa, maaf mengganggumu .. kau Kim Ryeowook kan? Koki yang bisa memasak sambil bernyanyi itu?” tanyanya masih dengan memandang pria berwajah mungil dihadapannya.
“iya, kau sendiri? Kau masih SMA ya? Kenapa bisa ada disini?” pria itu balik bertanya.
“ahh aku … aku sedang..”
Tiba – tiba tante tante yang ditunggu Sanghee keluar dari ruangan baju – baju dan memberikan beberapa baju yang terbungkus rapi pada Sanghee “ini berikan pada Lee Donghae, beritahu ia bahwa aku ingin ia memakai beberapa baju lagi besok” katanya, Sanghee mengangguk singkat. “ne…”
“hei, kau siapanya Donghae? Adiknya? Atau pacarnya?” Tanya Ryeowook ramah, ia menyadari gadis dihadapannya memakai seragam sekolah.
“bukan, aku asistennya hehe dan kau benar aku memang masih SMA”
“Ryeowook-ah, sedang apa kau disini ! kita harus segera..” omel seorang pria menghampiri Ryeowook, dan tentu saja ia juga artis. Pria itu mengalihkan pandangan pada gadis disamping Ryeowook, gadis itu membuatnya membulatkan matanya. “uwaa.. yeppeoda.. kau siapa? kau imut sekali .. kau artis disini?”
“ahh? kau bicara dengan aku?” Sanghee menoleh kekanan dan kirinya tapi menyadari hanya ia yang ada dihadapan pria yg baru saja memujinya.
“tentu saja, mana ada gadis imut lain, selain kau disini. Siapa namamu cantik?”
“yah hyung ! aku sedang berbicara dengannya, jangan sembarangan mencuri start!!” siapa yang mencuri start ?! berisik kau” ujarnya sedikit membentak pada Ryeowook kemudian kembali mengalihkan pandangannya pada Sanghee
“dan kau gadis cantik, sedang apa disini ? kau sedang ikut audisi hah?” Tanya pria itu lembut.
“yatuhan, ini kan Kim Heechul.. dia MC yang suka marah – marah itukan ? astaga aku merasa seperti di surga hari ini” gumamnya dalam hati, ia begitu gembira.
“Hei Choi Sanghee !! lama sekali kau mengambil baju saja” sebuah suara terdengar didekat Sanghee, itu Donghae. Ia sekarang sudah ada disamping Sanghee untuk menagih baju – bajunya.
“loh, Ryeowook-ah, Heechul hyung .. sedang apa kalian ?” ia bingung melihat kedua pria itu ada disekitar Sanghee.
“oh, jadi ini bajumu ? ambil lah~” Heechul memindahkan baju yang tadi ditangan Sanghee kegenggeman Donghae. “ya! Hyung..” protes Donghae
“hei ~ tadi kan aku bertanya padamu.. namamu siapa sayang?” Heechul meraih kedua tangan Sanghee dan menggenggamnya, Sanghee bisa merasakan degupan kencang dan nafasnya berhenti sesaat.
Donghae memelototkan matanya, ia tidak suka pemandangan ini.
“ahaha.. kupikir kau sudah mendengarnya sat Donghae menyebut namaku hehe”
“memang .. tapi aku ingin mendengar dari mulutmu itu~ bisa beritahu aku namamu” Heechul mengelus tangan gadis itu. Donghae semakin geram. Lagi – lagi ia marah.
sebenarnya ia kenapa ? kenapa setiap ada pria yang mendekat pada Sanghee pria itu serasa akan meledak dan ingin meninjunya. Ada yang bisa memberitahunya? .__.
Donghae cemburu? Ya, bisa saja. Sangat memungkinkan kalau Donghae cemburu saat Sanghee bersama pria lain. Tapi entah kenapa, Donghae sama sekali tidak ingin mengakui pada dirinya sendiri bahwa ia itu sedang cemburu. Mungkin ia masih terlalu gengsi.
Tapi kali ini ia tak mungkin meninju Heechul, ia akan mati sebelum tangannya mengenai wajah Heechul =.= ia tau bahwa pria itu ganas. Lebih baik ia menahan amarahnya.
“namaku Choi Sanghee” kata Sanghee setengah membungkuk.
“ahh.. Sanghee. Nama yang bagus .. baiklah Sanghee sedang apa kau kesini ? kau ini cantik kenapa tidak menjadi artis saja ? aku yakin pasti kau akan diterima, aku akan mendukungmu Sanghee, wajahmu itu sangat manis” puji Heechul. Sanghee tersenyum tipis mendengar itu, ia tau seorang Kim Heechul itu sedang menggombalinya dengan kata – kata yang membuat gadis – gadis pasti akan terbang.
“hyung ! yg pertama kali menemukan dia kan aku hyung!!” kesal Ryeowook pada Heechul, namun Heechul malah menatapnya seram sejenak dan membuat koki yang pandai bernyanyi itu menelan ludah dengan susah payah. Oh, angkernya wajah Heechul. *ditabok bolak balik chullie*
“oiya .. Sanghee, kau itu asistennya Donghae kan ? sebenarnya kau ada hubungan apa dengan Donghae ? dia pacarmu ya??” Tanya Ryeowook penasaran
“apa ? haha …i..itu” Sanghee menatap Donghae bingung, sama seperti Sanghee pria itu juga terlihat bingung. Buktinya sekarang ia sedang menggaruk – garuk kepalanya tidak jelas.
“Donghae-ya kenapa tidak memberitahuku kau sudah punya pacar !!!” gerutu Heechul kesal.
“ne, kau jahat sekali sih !!” sambung Ryeowook. kedua pria itu malah menyalahkan Donghae.
“yatuhan, apa aku pernah bilang dia itu pacarku hah? seleraku itu tidak seburuk itu teman teman ~” balas Donghae sambil memandang kearah dua teman seprofesinya itu bergantian.
“wah, baguslah .. kalau begitu aku masih punya kesempatan” tambah Heechul semangat.
“hei hyung, Sanghee masih muda dan cantik, tidak pantas dengan pria tua sepertimu itu ! astagaaa” kata Ryeowook dan langsung mendapat cubitan dipinggang dari Heechul.
“aduuhh” keluh Ryeowook memegang pinggangnya.
Donghae mendesis sebal, ia berjalan sedikit dan menjauhi tubuh mereka tentu saja masih membawa baju wardrobenya.
“Sanghee mencairkan suasana ya ?” kata seorang pria dari belakang Donghae secara tiba – tiba, Donghae terkesiap kaget, mendengar suara pria yang sudah ia kenal “astaga, ya! kau mengagetkanku!!”
“hehe maaf.. tapi aku benar kan ? lihatlah .. Sanghee menjadi bahan pembicaraan disana, gadis itu bisa mencairkan suasana disini” ungkap pria itu
“kau berlebihan Hyukjae” sahut Donghae
“haha..” Hyukjae tertawa singkat. “hei, kau benar menyukai Sanghee ya?” Donghae bertanya, ia menatap serius kedua mata Hyukjae.
“apa ? kenapa bertanya begitu?” Hyukjae menaikan sebelah alisnya “tidak, hanya saja..sepertinya kau terlihat begitu”
“tidak kok.. jangan khawatir. Kan kemarin aku sudah bilang aku hanya bercanda”
“oh,” hanya itu yang keluar dari mulut Donghae. “atau jangan – jangan kau yang menyukainya ?” Hyukjae memutar balikan pertanyaan, dan itu membuat pria itu membelalak.
“a..apa ? ha..haha..k..kau yang benar saja”
“kenapa kau jadi salah tingkah begitu” Hyukjae menyadari gelagat aneh teman seprofesinya itu, Donghae mengacak – acak rambutnya sekedar melakukan sesuatu untuk menghilangkan saltingnya.
“Donghae-ya ! giliranmu” panggil seorang photographer pada Donghae dan membuat pria itu diam – diam menghembuskan nafas leganya. “fiuuhh…” setidaknya ia tak akan berlama – lama salting didepan Hyukjae.
Hyukjae menghampiri tubuh Sanghee yang masih dihimpit oleh beberapa artis disana. Kehadiran seorang gadis SMA yang imut itu pasti membuat penghuni ruangan itu merasa tertarik.
“Sanghee-ya !” Hyukjae melambaikan singkat tangannya pada gadis itu.
“oh, Eunhyuk oppa” gadis itu tersenyum melihat Hyukjae yang berjalan mendekatinya
“sedang apa disini ?” tanyanya setelah ia tiba didepan gadis itu. “menagih fotoku ? hehehe”
“ohahaha… aku hampir lupa foto kita ada di handphone-ku” kata Hyukjae menanggapi
“hei Lee Hyukjae, kau mengenal Sanghee juga?” Tanya salah satu pria yang berada disamping Sanghee
“tentu, hubungan kami sudah lebih dari teman malah hyung kekeke” gurau Hyukjae, dan itu membuat Sanghee tertawa. Lebih dari teman? Padahal mereka baru bertemu kemarin.
“hah? benarkah?” Heechul membelalakan matanya tak percaya.
“tentu saja hyung, ahh hyung.. aku pinjam Sanghee sebentar ya.. ada urusan penting” tanpa menunggu respon Heechul dan kawan kawannya, Hyukjae langsung menyambar dan menarik tangan Sanghee dan menggenggamnya lembut. “ayo Sanghee, kau ingin kita bicara kan? aku akan mentraktirmu di cafeteria nanti” katanya menatap ke mata Sanghee langsung.
“jincha? ahh.. aku mau” Sanghee menganggukan kepalanya riang. Sementara pria yang disana, hanya melongo tak mengerti.

***

Sanghee duduk di cafeteria dihadapan Hyukjae yang baru saja selesai memesan beberapa cappuccino dan kue kecil untuk mereka berbincang. Ia tidak bisa berhenti tersenyum sejak tadi. Wajar saja, ia sedang duduk dihadapan artis pujaannya. Beberapa kali ia mengatur aliran nafasnya agar tidak sesak, karena baru saja dia menyadari ia sulit untuk menghirup oksigen karena pria itu. “hei, kenapa diam saja?” ucap Hyukjae membuka pembicaraan. “ahh. hehe..itu, aku benar – benar tidak tau harus bicara apa”
“kau tidak perlu grogi begitu, anggap saja aku ini temanmu” jawab Hyukjae seakan bisa membaca pikiran Sanghee yang berada didepannya. “teman ? hehe boleh saja.. aku senang punya teman sepertimu oppa hehe.. kalau sudah begini aku jadi tidak grogi hehe” kata Sanghee cengengesan. “baiklah, mulai sekarang. Hubungan kita adalah teman.” Sanghee mengangguk kemudian tersenyum “teman” Hyukjae ikut tersenyum kemudian menyesap minuman vanilla latte yang sudah terhidangkan di meja.
“ah.. ngomong – ngomong kenapa kau kesini ? ada urusan dengan Donghae atau memang ingin menagih foto – fotomu?” Tanya Hyukjae penasaran
“itu..aku..aku sekarang sudah resmi menjadi asisten Donghae”
“apa ? asisten ?? kau.. jadi asisten Donghae?” Sanghee mengangguk mantap “iya” jawabnya seiringan. “waeyo ?”
“apa ? hehe tadinya aku juga heran kenapa begitu mudahnya mengiyakan.. tapi entahlah, aku seakan disihirdan menyetujui untuk bekerja dengannya.. mungkin aku ingin mencari pengalaman baru dengan menjadi asisten seorang artis terkenal hehe” jawab Sanghee panjanga lebar, sementara Hyukjae hanya mengernyit.
“aneh…”
“aneh apanya?”
“kemarin kau marah – marah dengan Donghae, tapi sekarang kau bekerja dengan Donghae. Aneh bukan?”
“hehe…iya juga sih” Sanghee menggaruk tengkuknya, sementara Hyukjae kembali tersenyum melihat kelakuan gadis itu. “oiya, bagaimana dengan fotomu ini?”
“ahh.. baik, sebentar ku aktifkan bluetoothku ya hehe”
Beberapa detik kemudian Bluetooth Sanghee menyala. Hyukjae berkutat dengan handphonenya untuk mengirimkan hasil selca mereka berdua kemarin. Ia tersenyum geli melihat nama Bluetooth Sanghee. Namanya adalah  – ♫ ♥ ♫ Love Lee Hyukjae ♫ ♥ ♫ – *alay -___-*
Tak lama kemudian file file itu masuk kedalam handphone Sanghee hanya dalam hitungan detik.
buru – buru gadis itu membukanya, ia sedikit melongo melihat foto – foto dirinya bersama Hyukjae.
“ahh .. rambutku berantakan sekali sih disana” gerutunya sebal. “tapi tidak apa – apa masih tetap cantik hahaha”
Sanghee terkekeh narsis sendiri sambil memandangi selca di handpone-nya bersama Hyukjae
“waaa aku akan memamerkan ke Hyejin dan Ryumi. Mereka pasti iri” gumamnya lagi
“uu seharusnya keluargaku itu bangga punya anak gadis secantik aku ckck” ia terus bergumam narsis didepan Hyukjae, dan pria itu hanya tertawa – tawa kecil sambil mengangkat alis. Mengesankan. Pikirnya.
“oh, maaf oppa hehe, aku jadi narsis sendiri. Beginilah aku kalau sudah melihat hasil selca hehe” ucapnya
“tidak apa, kuakui itu kau memang cantik” kata Hyukjae memuji Sanghee. Entahlah, dia memuji dengan terpaksa atau tidak. Tapi sepertinya Sanghee merasakan panas dipipinya yang kini telah bersemu merah. Wajahnya memblushing seketika saat Hyukjae mengatakan kata – kata itu. Jantungnya pun semakin berdegup kencang.
“haha kau ini bisa saja oppa” ia pura – pura tertawa, padahal jelas sekali ia sedang salah tingkah.
Sanghee langsung menyambar gelas cangkir cappuccino-nya kemudian menyesap cappuccino yang bertabur cream diatasnya. Hyukjae masih terus memandangi gadis dihadapannya dengan senyum.
Sepertinya ia memang merasa tertarik dengan gadis itu. Hingga ia sama sekali tidak bisa mengalihkan perhatian dari Sanghee
Sanghee melepas cangkir cappuccino-nya itu dari bibirnya. Cerobohnya, sisa – sisa cream cappuccino tadi bersisa diatas dan disamping bibirnya atau bisa dibilang berceceran (?)
melihat itu mata Hyukjae langsung tertuju pada bibir Sanghee *nah yadong nih orang #pletakk*
“Sanghee-ya.. bibirmu itu ada..” ucap Hyukjae seraya pelan seraya menunjuk kearah bibirnya sendiri.
“sebelah sini”
“dimana?” Sanghee menjadi bingung sendiri. Hyukjae yang merasa sedikit geregetan dengan gadis itu langsung turun tangan.
Hyukjae mencondongkan sedikit tubuhnya dan mengulurkan jari – jarinya untuk membersihkan sisa – sisa cream putih yang ada disebelah sisi bibir Sanghee. Sanghee merasakan sentuhan lembut dibibirnya, sentuhan dari jari – jari pria itu membuat Sanghee membelalakan matanya. Apa yang harus ia lakukan ?
Posisi wajah mereka pun hanya tertaut beberapa centi. Ia bisa melihat dengan jelas wajah pria itu yg serius membersihkan bibir mungilnya. Untunglah cafeteria ini sedang sepi. Semoga ia akan selamat tanpa amukan dari siapapun.
Setelah melakukan tugasnya Hyukjae kembali menarik dan memundurkan tubuhnya dan kembali duduk.
“sudah tidak ada apa – apa” ucapnya sambil tersenyum manis.
Gadis itu masih terdiam, ia masih terkaget dengan perlakuan Hyukjae yang begitu perhatian padanya. Pipinya kembali bersemu merah. Ia merasakan panas disekitar pipinya.
“yatuhan.. apa yang barusan ia lakukan?” katanya dalam hati. Dengan mengumpulkan seluruh kesadarannya Sanghee mencoba tersenyum kaku dan membuka suara. “hehe” hanya itu yang keluar dari mulutnya. Ia buru – buru merogoh kantung jasnya dan mengambil cermin saku kecil disana, ia langsung memerhatikan bentuk bibirnya dicermin itu. Bersih. Tak ada sedikitpun noda cream disana. “kau itu seperti anak kecil saja menyisakan makanan dimulut hehe” canda Hyukjae untuk menghilangkan kecanggungan. Sanghee tersenyum menanggapi.
“aku kan memang anak kecil hehe”
“oh, pantas saja haha”
***
Donghae yang baru selesai pemotretan langsung berhambur dan mencari sosok asistennya. Iya, siapa lagi kalau bukan Choi Sanghee. Setelah memeriksa seluruh ruangan namun tidak ia temukan juga.
“kemana gadis itu?” pikirnya. “Donghae-ya ! kau mencari Sanghee?” Tanya seorang pria yang tiba – tiba muncul disampingnya. “ne hyung, kau melihatnya?”
“tentu saja, tadi dia digiring oleh Hyukjae. Sekarang mereka sedang di cafeteria” jawabnya jelas. Mendengar hal itu, Donghae sedikit membelalak
“bersama Hyukjae?” pria bernama Heechul itu mengangguk. “kalau tidak percaya kau kesana saja”
“baik.. terima kasih hyung” ucapnya kemudian berjalan menuju cafeteria sambil menggerutu panjang pendek.
Dan benar saja, sesampainya Donghae di cafeteria. Ia melihat Sanghee dan Hyukjae tengah berbincang disana. Mereka terlihat asyik mengobrol berdua. Donghae yang melihat mereka dari jauh hanya mengepalkan tangannya kesal. Sesekali ia berdecak setelah melihat Sanghee yang terlihat sangat bahagia disana. Ia tidak suka melihat pemandangan ini. Rasanya sulit dijelaskan, ia benar – benar ingin meninju Hyukjae saat ini. Entahlah, ia juga tidak tau kenapa. Mungkin ia harus menyadari bahwa ia cemburu kali ini. Matanya semakin membulat melihat Hyukjae yang mendekatkan wajahnya ke wajah Sanghee. Kepalan tangannya semakin mengencang. Ya ampun, jangan sampai pria itu benar – benar meninju Hyukjae, ia melihat dengan sangat amat jelas Hyukjae menyentuh bibir mungil gadis dihadapannya.
“a..apa..apa apaan dia !!” Donghae menggertakan giginya. Ia mulai melangkahkan kakinya mantap menuju ke meja dimana tempat Sanghee dan Hyukjae duduk disana. Apa yang akan ia lakukan?

TBC

My Lovely Idol | Part 3

Diposting oleh Icha Elias di 01.09 0 komentar

Tittle : My Lovely Idol
Author : Icha Elias or Ummu Aisyah (@MrsEliasChoi on twitter)
Rating : PG 13
Length : Series
Repost from :  http://mrschoiminho.wordpress.com/
Cast : Choi Sanghee, Lee Donghae, Lee Hyukjae and all others

“ckiiittttt !!” mobil sedan berwarna hitam, memakirkan mobilnya dilapangan parkir sebuah perusahaan agensi.
“huueeeeeeeeeeeekkkk” seorang gadis buru – buru membuka pintu mobil dan berlari keluar, ia menundukan badannya seperti orang ingin muntah .__.
“ya gadis gila, kau kenapa ?” Tanya Donghae polos. Ia memasang tampang tidak berdosanya itu.
Kenapa ia bilang ? cish .. aku benar – ingin membunuhnya benar sekarang.

“ya tuhan .. untunglah aku masih hidup” ujar Sanghee berterima kasih. Donghae berdecak
“hei, kau itu terlalu berlebihan … kau itu memang masih hidup bodoh !”
“berlebihan katamu ? aku hampir mati karena kau mengebut dijalanan ? apa kau mau tanggung jawab kalau aku mati huh ?”
“hahahaha aku tidak peduli walaupun kau mati”
“pokoknya aku tidak mau naik mobil bersamamu lagi !” teriak Sanghee kesal, ia menggertakan kakinya kelantai. “hei gadis gila .. yang mau mengajakmu lagi itu siapa ?”
“ish ~” sanghee melemparkan pandangan jijik pada donghae
“sudah sudah .. cepat kau ambil barang – barangku, antar kelantai 11 ya .. aku sudah terlambat”
“keterlaluan sekali kau” kata Sanghee geram.
Sanghee segera menyambar barang – barang Donghae yang ada di bagasi mobil pria itu. Kemudian ikut berjalan di belakang pria itu.
“lantai 11, setidaknya tidak setinggi lantai 13” ujar Sanghee melantur, entah apa yang ia katakan barusan, sesuatu yang sangat tidak penting.
“ya ! kau ini bicara apasih ? huh ?” Tanya Donghae heran saat ia mendengar suara lanturan sanghee
“ani .. abaikan saja, aku juga tidak tau apa yang aku bicarakan tadi”
“babo !” kutuknya
“mwoya ????????” teriak Sanghee tidak terima
“sudah jangan teriak – teriak, kau pikir ini kantor appa mu huh ?”
“cish ~ :P
Ting.
Dentingan lift begitu lembut terdengar, sedetik itu pula pintu lift terbuka.
Sepanjang perjalanan menuju lokasi mereka hanya mengobrol tidak karuan, tak ada topik disana. Tapi hanya saling menyela satu sama lain.
hal ini yang membuat Donghae tak henti – hentinya tersenyum sejak tadi.
“hei, barang – barang mu ini kenapa berat sekali sih ? kau banyak dosa yah ?” protes Sanghee kesal, ia sudah sangat lelah untuk membawa barang – barang yang sekarang memenuhi tangannya.
“sudahlah .. hanya membawa itu saja apa susahnya untukmu ? berhenti berkomentar .. kau punya tangan dan kaki kan ?” kata Donghae santai
“hahahhaha .. apa katamu ? kau juga kan punya tangan dan kaki !! tega sekali menyuruh gadis membawakan ini, apa kau tidak tau betapa beratnya ini !!” gerutu sanghee, tapi apa boleh buat Donghae sama sekali tidak peduli dengan keadaan gadis itu yang kelelahan membawa barang – barangnya.
Ia tetap berjalan dengan santai.
“ya !!!!! berhenti !! berisik sekali sih !!”
“biar saja weeeeeeeeeeeeeeeeeeeee” ujar Sanghee menjulur lidahnya, walau donghae tidak melihatnya.
Pria itu tetap jalan didepannya dengan santainya. Sanghee hanya menggerutu panjang pendek dibelakang Donghae
“hei ..” kata Donghae tiba – tiba, ia membalikan tubuhnya menghadap Sanghee
“mwo ?”
“oya, aku ke toilet sebentar .. kau langsung masuk ke studio 15 saja” katanya sebelum berbalik badan lagi
“ne !” ujar Sanghee malas.
“hati – hati tersesat hahahahahahahhaa” ledek Donghae yang sudah menjauh dari tempat Sanghee berdiri
“mana mungkin aku tersesat ! aku tau ini besar .. tapi tidak ada bedanya dengan sekolahku ! kau tau itu huh???” Sanghee berteriak sebal, untung saja tidak ada orang disana kalau saja ada satpam gadis itu pasti sudah diusir karena begitu berani memarahi seorang actor .__.
“aish jincha ~ benar – benar tidak bisa dipercaya ia meninggalkanku begini ?? memangnya aku ini pembantunya apa seenaknya saja menyuruh orang ! awas kalau handphoneku sudah kembali, ia pasti akan mati !! huaaaaaaaaaaaaaaa” teriak Sanghee seolah ia mencurahkan hatinya pada keramik dilantai. Ia menyadari dirinya berjalan dengan menunduk.
Brakk !!!
Great, Choi Sanghee kau menabrak seseorang .. aku yakin jika Donghae melihatnya ia pasti akan membabat habis seorang Sanghee.

Iya, Sanghee menabrak seorang pria dihadapannya, sehingga barang – barang keartisan Donghae jatuh kelantai. Ia tidak bisa membayangkan kemarahan pria itu jika melihat kejadian ini.
Namun kejadian ini bukan hanya merugikan Sanghee, pria dihadapannya juga ternoda *waaahh #abaikan*
Maksudnya coffe yang ditangan pria dihadapannya tadi berhasil menodai baju yang dipakai pria yang ia tabrak.
Namun gadis itu tidak memikirkan pria itu, pikirannya hanya terfokus pada barang – barang Donghae yang sekarang bergelatakan dilantai. Ia meringis kesal lalu mengambil barang – barang itu perlahan.
“jweseonghamnida agashi … aku tidak sengaja menabrakmu” pria itu menyesal
“aish .. sudah tau menabrak wanita .. bukannya membantuku membereskan ini ! ya .. pria aneh seharusnya kau membantu …” kata – kata Sanghee tertahan, ia keburu mendongak kearah pria itu dengan mulut yang ternganga lebar *author lebeh*
“k…ka..kauuu !!!!” pekiknya kaget, ia bahkan sudah merasa ingin pingsan melihat pria dihadapannya itu.
“jweseonghamnida … biar kubantu membereskan” pria dihadapannya langsung menunduk dan membantu Sanghee mengambil barang – barang itu.
“Lee … Lee Hyuk Jae ????? kauuu Eunhyukkie kan ??? yatuhan apa aku tidak bermimpi ???” kata Sanghee tidak karuan ia menepuk – nepuk pipinya berharap ia sudah bangun dari mimpi disiang bolongnya.
“ne .. kau mengenalku ??” Tanya pria yang disebut Eunhyuk itu tersenyum, ia mengambil barang – barang itu dan berdiri didepan Sanghee.
“a … aa… aku .. a.. tentu .. tentu saja aku mengenalmu !!” ucap Sanghee terbata – bata
“haha … baguslah, kau tidak apa – apa kan ??”

“ne .. nega gwaenchana” jawabnya reflex, ia bahkan tidak menyangka ia bisa berbicara pada sosok idola yang selama ini ia kagumi.
“ayo berdiri” Eunhyuk menjulurkan sebelah tangannya kearah Sanghee, ia ingin membantu gadis itu berdiri. Namun gadis yang masih terdiam dilantai itu masih menganga melihatnya.
“berdiri ….” Pria itu menarik tangan Sanghee tanpa disuruh, otomatis Sanghee berdiri dengan mudah.
“gomawo” Sanghee langsung menunduk kearah lantai, ia malu melihat wajah pria itu mengingat apa yang telah ia katakan tadi
“mianhe … aku tidak tau .. tadi aku sedang emosi hehe” katanya menggaruk tengkuk dan tertawa seadanya.
“tidak apa …” tanggap Eunhyuk santai, ia tersenyum. Pandangan Sanghee kemudian beralih kearah baju yang dipakai pria itu, terlihat noda berwarna coklat disana.
“uwaaaa … bajumu .. bajumu kotor yah ?? ahh mianhamnida oppa !! aku tidak sengaja .. sungguh .. mianhe .. jeongmal mianheyo” kalap Sanghee, ia menundukan kepalanya berkali – kali namun pria dihadapannya hanya tertawa.
“aduuhh .. eottohkae ?? itu baju sponsor kan ??” Tanya Sanghee
Lihat choi sanghee ini semua karena kebodohanmu
“gwaenchana .. lagipula sebentar lagi aku akan ganti baju”
“tapi .. tapi .. kau pasti akan dimarahi kan ? aduuhh mianhe ..”
“haha tenang saja, tidak akan ada yang memarahiku…” kata Eunhyuk menenangkan gadis yang sedang kalap dihadapannya
Hening sejenak, Eunhyuk memperhatikan lantai yang begitu banyak barang – barang berjatuhan.
Ia langsung merunduk dan membantu sanghee mengambil barang – barang Donghae dilantai.
“ngomong – ngomong kau ingin kemana ?” Tanya Eunhyuk memecahkan keheningan
“aku ingin ke studio 15 mengantar barang – barang ini untuk Donghae”
“Donghae ? Lee Donghae maksudmu ?” Eunhyuk mengangkat alisnya
“ne, memangnya siapa lagi artis berwajah ikan seperti dia ! kau tau .. dia adalah pria paling menyusahkan dalam hidupku .. aku heran kenapa bisa bertemu pria sepertinya menyebalkan ! ck” gerutu Sanghee kesal namun Eunhyuk malah tertawa sedikit keras
“yah ! apa ada yang lucu ha ?” Tanya Sanghee heran “hahahhahaha … ani .. tapi ya, kau gadis yang lucu”
Ucap Eunhyuk tulus lalu pria itu tersenyum lembut pada Sanghee.
Baru gadis itu sadari senyuman di wajah lucu pria itu mampu meneduhkan hatinya yang tadi dipenuhi rasa amarah karena Donghae, sanghee membalas senyuman Eunhyuk.

dan tadi apa katanya ? gadis yang lucu ?
blush ~
wajah sanghee memblushing dan memerah, pipi mulus gadis itu sekarang sudah berubah kemerahan. ia tersipu malu dengan apa yang dikatakan pria itu tadi. Walaupun ia bukan dipuji dengan kata ‘gadis cantik’ atau ‘gadis manis’ tapi kata gadis lucu tadi berhasil membuatnya hampir mati kegeeran.
Apalagi mengingat Eunhyuk itu adalah idolanya, pantas saja ia tersipu.
“oya .. kubantu membawa ini ya ?” kata Eunhyuk mengambil sebagian barang dari tangan Sanghee
“aish .. tidak usah oppa, aku bisa membawa ini sendiri …”
“kau ingin aku percaya ? mana mungkin membiarkan seorang gadis membawa barang sebanyak ini sendiri ?” protes Eunhyuk  kemudian berjalan dan itu membuat sanghee terdiam membatu. Ia terkejut melihat idol nya yang ia kagumi begitu perhatian padanya
“aku .. aku .. tidak bermimpi kan ?” ia menepuk kembali pipinya, kenapa banyak sekali kejutan hari ini ?
“kenapa diam ? ayoo jalan” ajak Eunhyuk, Sanghee terlonjak kaget kemudian berjalan dibelakang tubuh pria itu.
“gomawo sudah membantuku …” kata sanghee yang masih tersipu lalu tersenyum
“ne, aku senang membantumu”

***

“nahh ini studio 15 …” ucap Eunhyuk saat mereka tiba diruangan yang disebut studio 15 itu, terlihat beberapa alat photography dan kabel – kabel rumit, jika tidak hati – hati mungkin orang akan mendapat kecelakaan disana.
“ne .. gomawo oppa” kata Sanghee tersenyum
“cheonma” balas Eunhyuk, ia tersenyum kemudian berbalik badan berniat meninggalkan Sanghee
“ahh chankaman oppa ..” panggil Sanghee yang membuat Eunhyuk menoleh kearahnya lagi secara otomatis
“ne, waeyo ??”
“anii .. boleh kah aku …emm… berfoto denganmu ?” Tanya Sanghee sambil menautkan kedua telunjuknya didepan dada, takut – takut pria itu akan menolak.
Eunhyuk diam sejenak lalu tersenyum.
“tentu saja” jawabnya yakin.
Kemudian Sanghee merogoh kantungnya jaketnya, hendak mengambil sesuatu sepertinya.
“aigoo … aku lupa kalau handphoneku ada bersama pria sialan itu”
“ha ? kenapa ?”
“anio .. handphoneku ada bersama Donghae sekarang, bagaimana kita bisa berfoto sementara aku juga tidak bawa kamera digital” sesal Sanghee, ia menundukan kepalanya benar – benar menyesal, padahal kapan lagi ia akan berfoto dan bertemu pria impiannya itu.
“haha aku kira ada apa .. kalau begitu pakai handphoneku dulu, nanti akan kukirimkan untukmu.. eotthae ?” usul Eunhyuk, senyuman langsung terkembang dibibir Sanghee
“jincha ? kau akan … aigoo .. kenapa kau begitu baik kepadaku ! aku benar – benar tidak pernah menyesal mengidolakanmu”
“hahaha” pria itu tertawa riang, ia kemudian merogoh kantung jasnya dan mengeluarkan handphone bermerek iphone itu. *gue gatau merek hape unyuk iphone ajadah #pletaaakk*
Kemudian ia berjalan sedikit untuk mendekat pada sanghee “ikuti aba abaku ya …” gumam eunhyuk yang sudah berada disamping Sanghee dan sedikit menunduk untuk menyamakan tinggi badannya dengan Sanghee
“satu”
Satu, eunhyuk meraih pundak Sanghee dan menyorotkan kamera kearah mereka berdua. Hati gadis yang dirangkul itu semakin berdebar tidak beraturan.
“tuhan mimpi apa aku ? kenapa hari ini begitu banyak kejutan” kata Sanghee dalam hatinya
“dua” mereka berdua tersenyum dan “tigaa”
“cheeerrrrsssss” seru mereka berdua bersamaan
Mereka memberikan tanda V pada jarinya, Sanghee terlihat sangat ceria, wajahnya terlihat tanpa beban disana begitupun dengan pria disampingnya walaupun sebelumnya mereka berdua agak sedikit kelelahan dengan pekerjaan. Namun sejenak mereka bisa melupakan itu.
“lagii …” kata eunhyuk
Cekreeekkk !! *suara ini mohon diabaikan ==”*
“cheerrsss” kata mereka berbarengan lagi.
Entah sudah keberapa jepretan mereka beraksi (?)
Hingga …
“ee…eheeemmm” seorang pria berdeham di belakang mereka, membuat Sanghee dan Eunhyuk terlonjak kaget.
“ya ! apa yang kalian lakukan ??” Tanya pria itu sedikit berteriak, otomatis sepasang manusia itu menoleh kearah pemilik suara
“ahh donghae-ya, kau sudah dating” kata Eunhyuk tersenyum
“sedang apa kau bersama gadis gila ini?”
“apa katamu ??? gadis gilaaaa ????” protes Sanghee tidak terima
“ne, waeyo ? kau memang gila kan ?”
“aisshh … ya Lee Donghae !!!”
“berisik ! diam saja kau” perintah Donghae seenaknya, namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain memonyongkan bibirnya dan pasrah, apalagi kali ini ia didepan Eunhyuk.
“dank kau Lee Hyukjae sedang apa kau bersama Sanghee ??” Tanya Donghae mengangkat sebelah alisnya. Eunhyuk tersenyum. “jadi namamu Sanghee ?” eunhyuk mengalihkan pandangannya pada Sanghee
“ne .. Sanghee, Choi Sanghee” jawab Sanghee
“ya .. kau ini apa – apaan ? aku kan sedang bertanya padamu” selak Donghae
“aku hanya mengantar dia kesini .. kurasa aku tidak akan tega membiarkan seorang gadis membawa barang sebanyak itu sendirian” jelas Eunhyuk, Donghae tau pria itu tengah menyindirnya.
“apa maksudmu ? kau kan tidak tau apa – apa kenapa aku menyuruhnya” kata Donghae tidakmau kalah
“aish sudahlah .. tadi aku terjatuh, dia yang menolongku” ucap Sanghee, ia tau suasananya sudah mulai kearah perdebatan.
“babo ! kenapa bisa jatuh ! kau tau barang – barang itu sangat mahal, uang jajanmu selama 1 tahun saja tak akan bisa mengganti barang – barangku itu” omel Donghae emosi terdengar nada sombong di setiap katanya tadi. Dengan otomatis lagi sanghee menjauhkan telinganya dari pria itu, ia takut akan terjadi iritasi O___O
“wajar kan ? itu terlalu banyak untuk dibawa oleh Sanghee sendirian ?” bela Eunhyuk pada Donghae
“apa ? ya ! kenapa kau jadi mencampuri urusanku hah ? kau menyukai Sanghee kah ?” kata Donghae yang sontak membuat sanghee memelototkan matanya
“yah ! Donghae-ya .. kau ini yang benar saja ! tidak mungkin Eunhyuk oppa menyu-“
Belum sempat Sanghee menyelesaikan kalimatnya itu, Eunhyuk dengan cepat menyela
“aku menyukainya atau tidak, itu adalah urusanku. Kau hanya menganggap gadis ini pembantu kan ? lagipula apa masalahnya bagimu jika aku menyukainya ? kau keberatan ?”
“m..mwo ?” Donghae ternganga dengan apa yang Eunhyuk katakan. Begitupun gadis yang sekarang tengah berdiri ditengah kedua pria keren itu. *cieeee #abaikan*
Eunhyuk kemudian kembali meraih pundak Sanghee dan membuat Donghae kembali emosi.
Tunggu … Emosi ?
Kenapa ? bukankah dia sama sekali bukan apa – apa Sanghee.
Apa dia sedang cemburu ? tapi bukankah pria itu tidak menyukai gadis menyebalkan baginya itu.
“aku sedang sendiri .. dan bisa kutebak Sanghee juga begitu” gumam Eunhyuk
Donghae memiringkan kepalanya tidak mengerti, ia seperti sedang melihat opera sabun dihadapannya itu.
“a..apa maksudmu oppa ?” kata Sanghee terbata, ia bahkan hamper tidak bisa bernafas
“Choi Sanghee .. bagaimana jika kita pacaran saja ?”
“MWOYAAAA ?????” pekik Donghae kencang, membuat semua penjuru ruangan itu tertuju pada mereka bertiga.
Sanghee menutup mulutnya, ia merasa jantungnya melorot sampai kekaki.
“apa ???” gumamnya pada Eunhyuk tidak percaya sementara pria yang merangkulanya hanya tersenyum manis disana. Senyuman yang penuh arti bagi Sanghee.

TBC

Jumat, 27 Januari 2012

My Lovely Idol | Part 2

Diposting oleh Icha Elias di 01.04 0 komentar
Tittle : My Lovely Idol
Author : Icha Elias or Ummu Aisyah (@MrsEliasChoi on twitter)
Rating : PG 13
Length : Series
Repost from :  http://mrschoiminho.wordpress.com/
Cast : Choi Sanghee, Lee Donghae, Lee Hyukjae and all others

Lee Donghae POV

Saat ini aku memang sedang memikirkan gadis gila itu tapi kenapa secara kebetulan handphonenya bisa kutemukan begini ??
Tapi jika handphonenya ada ditanganku sekarang, aku bisa mempunyai alasan untuk bertemu dengannya.
Pikirku, aku masih membuka – buka foto – foto gadis gila itu, ternyata gadis itu narsis juga, fotonya banyak sekali disini.
“apa ini ??” aku mengernyit saat aku melihat sebuah foto seorang gadis, ya, tepatnya gadis gila itu bersama seorang pria tampan, tinggi dan keren.
“choi siwon ?? ada hubungan apa dia dengan gadis gila ini ? tidak mungkin siwon itu pacarnya kan ?” kataku tidak percaya,
“Choi Siwon dan Choi Sang Hee” bacaku melihat sebuah tulisan, yang tepatnya ada dibawah foto tadi.
Ahh ! ternyata mereka adik kakak.
Sama sekali tidak bisa dipercaya .. kenapa tinggi mereka sangat jauh ya ??

Pantas saja dia bilang oppanya lebih tinggi dariku, ternyata .. oppanya itu Choi Siwon.
Jelas saja jauh !!
Tak lama kemudian handphone gadis itu bergetar, aku melihat sebuah tulisan yg ada dilayar display “panggilan masuk”
“aish, siapa yang menelpon ??” gumamku bertanya – tanya
Dengan cepat kuangkat handphone itu dengan malas. Semoga yang menelpon adalah penggemarku jadi ia bisa mengenali suaraku ini ==’ tapi kurasa itu tidak mungkin, mengingat pemiliknya adalah gadis gila bernama Choi Sang Hee
“yoboseyo ??” sapaku pada seorang diseberang
“YA !!!! PENCURI HANDPHONE KEMBALIKAN HANDPHONE KU !!!!” teriak suara diseberang telepon ini, suara amat sangat cempreng menyebabkan aku harus menjauhi handphone dari telingaku, jika aku masih ingin hidup (?)
“aish, gadis itu diberi makan apa sih ??” kataku kesal, pelan – pelan kudekatkan kembali handphone itu ke telingaku
“hei !! pencuri gila !! kembalikan handphoneku atau kau akan kuadukan pada pengacaraku dan akan kutuntut kau dengan tuduhan mengambil handphone gadis cantik !!” teriaknya lagi,
“omo ~ aku bisa iritasi telinga jika berbicara dengan gadis ini” keluhku memegang telingaku.
“dasar pencuri jelek !! apa kau tidak punya handphone haaa ??? sehingga kau mencuri handphoneku, kau tau handphone itu salah satu bagian hidupku !! disana banyak sekali foto – foto eunhyuk oppa .. untuk mengumpulkan foto sebanyak itu tidak mudah tau !!!” ocehnya tidak jelas, masih tetap berteriak di telingaku, dan kurasakan telingaku mulai memanas
Seenaknya saja gadis ini bilang aku tidak punya handphone ==” membeli handphone sejenis ini sepuluh pun aku juga mampu !! :@
“yah !! kenapa diam ??? cepat kembalikan handphoneku !!!!!!” pekiknya semakin kencang
“hei !! kau ini wanita bukan sihh ?? bisa tidak kalau tidak berteriak ???”
“omo ~ aku bisa iritasi telinga jika berbicara dengan gadis ini” keluhku pelan
Kupegang telingaku yang semakin memanas karena teriakannya tadi.
“hei, kau ini diberi makan apa sih ?? suaramu itu”
“kenapa suaraku ?? ingat ya .. tak akan ada ampun untuk pencuri sepertimu .. CEPAT KEMBALIKAN”
“sepertinya gadis ini marah sekali ya -,- padahal yang menjatuhkan handphone nya kan dia sendiri” gumamku pelan
“ehem .. gadis manis ~ lebih baik kau ingat – ingat dulu .. apakah aku pernah mencuri handphonemu ??”
“ya !! kau pencuri tapi bodoh sekali ya . mana mungkin aku tau ?!”
“Choi Sang Hee” lembutku memanggil dirinya, setidaknya aku ingin meredakan sedikit emosinya
“ha ?? kau tau namaku ?” ia heran , tentu saja aku tau .. handphonenya ka nada ditanganku, benar – benar gadis bodoh
“baiklah, kau ingin handphonemu kembali ??” tanyaku dan setengah berpikir
“tentu” jawabnya enteng , sepertinya amarahnya mulai mereda akibat kupanggil ia lembut tadi.
“dan kau bersedia melakukan apapun untuk mendapatkan kembali hanphonemu ini kan ?” tanyaku dengan nada lembut, tentu saja agar dia menuruti semua yang kukatakan.
“maksudmu ??” ia balik tanya, sepertinya ia masih tidak mengerti
“babo !”
“mwo ? kau bilang aku apa ??”
“babo .. kenapa kau tidak dengar ??”
“aish , sudahlah apa yang harus kulakukan agar kau mengembalikan handphoneku ??” tanyanya pasrah, tampaknya ia setuju
“hum ~ datanglah ke apartemenku , otthae ??” ujarku , kuharap ia akan menuruti permintaanku
“mwo ?? memangnya kau pikir aku ini gadis apaaaa haaaaaaaaa !!! jika kau ingin bermain – main silakan dengan gadis lain !! aku bukan gadis murahan ..”
Ia mulai memaki – maki ku lagi, padahal niatku ini baik . =___=
Jika aku bertemu dengannya pasti sudah kusobek mulutnya.
“yah ! datang saja dulu .. aku juga tidak akan melakukan hal yang aneh padamu .. kau tau aku hanya nafsu pada gadis seperti KIM HANEUL ! dan lebih baik kau melihat kaca .. apakah dirimu sudah secantik dan seseksi dia !!!” balas ku tak kalah teriaknya dari gadis gila itu.
“kau ….” Ucapnya , ia terdengar kehabisan kata – kata.
“ck ~ lebih baik kau datang ke apartement ku dulu, apartemen Everlasting lantai 13 nomor 861015 .. kau bisa melapor oppamu yang tampan itu jika terjadi sesuatu padamu” ucapku akhirnya.
“….”
“baiklah .. sampai bertemu besok , annyeong gadis gila ~”
Klik ! kututup saluran telponnya, sambil menahan tawa .
“hahhahahaha … aku bisa membayangkan ekspresi gadis gila itu ! XD” kataku dipenuhi tawa.
Aku harus memikirkan apa yang harus kulakukan untuk membalaskan dendamku padanya, kuperintahakn otakku agar mencari cara untuk membalas dendam pada gadis itu.
“ahh ~” ucapku setelah menemukan cara untuk membalasnya, senyum puas tersungging dibibirku.
“Lihat pembalasanku Choi Sang Hee hahahahahahahahaha” kataku dan kembali tertawa

Donghae POV End

***

Author POV

“bukan !! bukan !! bukan begitu, kau terlihat kaku Sang Hee-ya .. kalau begini bagaimana kau bisa terpilih jadi ulzzang !!” omel seorang gadis dengan kamera photographer (?) pada Sang Hee
“yah !! kalau begitu aku harus bagaimana ?? kau ini bawel sekali sih” Sang Hee mendengus frustasi
“gaya yang benar  tidak usah malu – malu !! biasanya kau ini hantu kamera !!”
Plettaaakkk !!!
Sang Hee dengan cepat melemparkan sebuah kotak (?) ke kepala sahabatnya itu.
“aigoo .. appo ~” keluh sahabatnya sambil mengusap – usap kepalanya
“rasakan  kau Han Hyejin …” ujar Sang Hee pada Hyejin sambil tersenyum puas
“aissh, jahat sekali .. kalau begitu aku tidak akan membantumu memotret” kata Hyejin berpura – pura kesal, ia segera beranjak dari kamar Sang Hee
Namun Sang Hee mencegah tangan Hyejin
“hehehehe .. Mianhe … aku hanya bercanda kok, sungguh ^^V, aku tidak akan menimpukmu lagi” pintanya sambil nyengir
“heish !! baiklah kali ini saja aku tidak akan memaafkanmu lagi !!” kata Hyejin geram
“nah .. begitu” ujar Sang Hee
“awas kau ..” ancam hyejin “hehehehehe” namun gadis itu malah tertawa =________=
“aishhh .. berhenti tertawa kau !! tawamu menyeramkan tau !!” kata Hyejin sensi tapi Sang Hee tetap nyengir, karena ia tau kelakuan sahabatnya sendiri jika sedang sensitive.
Kemudian Sang Hee kembali berdiri dihadapan Hyejin dan kembali berpose, sementara Hyejin menyiapkan kamera dan langsung menjuruskan kamera itu pada Sang Hee
“nahh … seperti itu !! cantik hahahha”
“aku ini memang sudah cantik !!”
“terserah ! hahaha” kata Hyejin akhirnya, Sang Hee hanya cemberut dan menggerutu tidak jelas.
Jepret !! Jepret !! Jepret !! *suara apasih nih !! ganggu aja #plaaakkk*
Suara aneh itu  masih tetap terdengar,
“ahh selesai .. kurasa beberapa foto ini sudah cukup kau kirim ke agensi”
“jeongmal ?? coba kulihat” pinta Sang Hee yang sudah berada disamping Hyejin, lalu Hyejin menyodorkan kamera yang langsung diambil oleh Sang Hee
“aigoo .. foto – fotonya bagus sekali !! bagaimana kau bisa melakukannya ??”
“cish kau tau aku pandai dalam memotret”
“ne aku tidak akan meragukan kemampuan sang photograper nona han kekekekek ~”
“sudahlah ..” ujar hyejin malas
“ahh .. sang hee-ya , kudengar handphonemu hilang ??”
“um .. ne ..” sang hee mengangguk sambil menlengkungkan bibirnya kebawah, terlihat bahwa ia sedang susah (?)
“jincha ??” hyejin membulatkan matanya tidak percaya, padahal selama ini hanphone adalah hal terpenting dalam hidup sang hee, makanya ia tidak percaya bahwa benda itu bisa hilang dari pengawasan sang hee .____.
“lalu ?? semua datamu bagaimana ??”
“aku sudah menelfon ke handphoneku, yang mengangkat seorang pria, dia menyuruhku untuk datang hari ini ke apartemennya” jelasnya, dengan masih tetap mengutak atik kamera bermerk Nikon milik Hyejin.
“haa ?? hari ini ??”
“iya ..”
“lalu mengapa kau tidak kesana ??” tanya hyejin sambil mengangkat sebelah alisnya
“omona !! aku lupa kalau ini sudah besok”
“haha bodohnya …” ceplos hyejin sengaja
“lalu aku harus bagaimana ??”
“pergi lah .. kau tidak akan memberikan handphonemu pada pria yang tidak jelas kan”
“apa aku harus sendiri kesana” ucapnya pelan, terlihat bahwa ia membutuhkan hyejin untuk menemaninya. Karena jujur saja Sang hee masih agak takut.
“tentu, kau itu sudah besar .. aku tunggu dikamarmu saja ^^, selamat berjuang .. Sang Hee-ya FIGHTING !!”
“geurae … doakan aku ya , aku takut T.T” katanya parno
“aisshh .. ne, aku pasti mendoakanmu, kau tenang saja .. telpon aku jika dia kurang ajar padamu”
“ne …”
“sudah sana pergi”  usir hyejin lalu ia duduk bersila diranjang milik Sang Hee,
Blaakk !!
Kali ini sebuah bantal mendarat ke wajah hyejin, tentu saja Sang Hee yang melakukannya
“ya !! lagi – lagi kau menimpukku” hyejin memegang kepalanya dan menatap Sang Hee kesal.
“kau mengusirku ?? ini kan kamarku !!” omel sanghee lagi, terlihat bahwa ia juga ikut sensitive
“ohh ne .. aku lupa haha” tawa hyejin, sanghee berdecak sebal.
Gadis itu menarik nafas sebentar lalu mengambil tasnya, ia lalu keluar dari kamar dengan ragu, ia melangkahkan kakinya dengan tak yakin hingga ia balik ke kamar lagi *=_______=a*
“kenapa kembali ??”
“anio .. aku takut .. temani aku hyejin-ah” ia tarik tangan hyejin, namun hyejin segera melepas tangannya
“perjuangkan sendiri Choi Sanghee .. kau harus menjadi orang yang bertanggung jawab, bila kau yang menghilangkan hanphone mu , kau juga yang harus bertanggung jawab atas semua itu, lakukan sendiri sanghee !! fighting !!!” jelas hyejin tidak karuan, sebenarnya gadis di depan hyejin hanya mengacak – acak rambutnya tidak mengerti, dan mencoba untuk pasrah.
“kau itu bisanya cuma bicara saja ya ck” gerutu sanghee sebal
“hehehe tenang saja chagiya ku ~ kalau terjadi apa – apa aku akan panggil oppamu ..” hyejin mengedipkan sebelah matanya. Sementara Sang Hee hanya mengangguk lemas.

***

“deg … deg …”
Itulah yang terdengar dari getaran jantungnya, ia begitu grogi dengan dirinya hari ini.
“aduh, apa aku harus memencet tombol ini” gumamnya ragu,  ia sudah berdiri tepat didepan pintu apartemen pria yang menemukan handphonenya itu,
Ia mengeluarkan jari telunjuknya dan bersiap memencet tombol itu, tapi entah kenapa, gadis itu masih tidak melakukannya juga.
“Choi Sang Hee .. aza aza FIGHTING !!” ucapnya seolah memberi semangat pada dirinya.
Ia menarik nafas panjang dan mengeluarkan pelan – pelan, lalu dengan yakin ia menekan tombol bell nomor 861015 itu
“ting tong ….”
Suara langkah kaki seseorang terdengar mendekati ambang pintu dan bersiap untuk membukanya
“blakk !!” terdengar suara pintu terbuka dihadapannya, sanghee memejamkan  matanya, ia takut kalau pria yang dihadapannya adalah pria yang menyeramkan.
Ia sudah membayangkan pria seperti apa, yang ada dibayangannya adalah pria tinggi besar, berkacamata hitam, dan berumis tebal.
“kau mungkin akan mati Choi Sanghee” ucapnya pelan, masih dengan memejamkan matanya.
“siapa yang mati ??” balas suara dihadapannya, suara yang tidak asing bagi Sanghee
Buru – buru sanghee membuka matanya dan melihat pria dihapannya itu, ia memandangi perawakan pria itu dari ujung kaki hingga puncak kepala. Sepatu putih, celana jeans hitam dan wajah itu !
Wajah yang baru saja kemarin Sang Hee temui, kenapa ia bisa berhadapan lagi dengan pria ini.
Yeah, artis menyebalkan yang ia temui kemarin.
“ka…kau !!” pekiknya kesal
“haish, apa yang kau lakukan disini ? kau tau tidak karena bertemu denganmu handphoneku hilang” adunya kesal, Sanghee menatap pria dihadapannya seakan – akan ia ingin menelan pria itu hidup – hidup.
“ini apartemenku ..” ujarnya enteng
“apa ???? tidak mungkin ! ini benar  apartemen 861015 kan ? tapi kenapa …aigoo” gerutu Sanghee kesal, ia menunduk sambil menghentakan kakinya. Menyesali perbuatannya sendiri
“kau membutuhkan ini kan ??” Tanya Donghae mengayun – ayunkan handphone flap dengan berbagai macam hiasan gantung chibi itu tepat didepan wajah Sanghee
“handphoneku !!” ia mencoba meraih handphonenya tapi tidak bisa.
“eiitt .. tidak semudah itu”
“apa ? kau mau apa ?? jangan kira aku sama seperti anak SMA lain, tak ada yang bisa kau harapkan dariku !!” teriak Sanghee kesal ia benar – benar sudah tidak sabar dengan perilaku pria ini, ingin rasanya ia mengambil handphonenya segera dan meninggalkan mahluk ini.
“yah . kau ini bicara apasih ? aku kan sudah bilang padamu, aku tidak akan melakukan yang aneh – aneh .. turuti saja perintahku gadis imut ~” ujar Donghae geregetan, jujur saja. Ia ingin mencubit pipi gadis itu
–a
“sireo .. kenapa aku harus menurutimu ?” Sanghee merubah posisinya, ia melipat kedua tangannya didada seolah ia menantang pria dihadapannya
“dasar bodoh ! kau ingin handphonemu ini kembali tidak ?!! kalau tidak kau boleh pulang !! kenapa tidak mengerti juga sih !!”
“ha ? jadi kau ingin memanfaatkanku ya ? kembalikan saja handphoneku” ia mencoba meraih hanphonenya dari tangan Donghae, namun apadaya Donghae jauh lebih tinggi darinya.
“tidak bisa ! lagipula aku tidak akan memanfaatkanmu ? masih banyak gadis yang lebih cantik darimu yang bisa kudapatkan … dan aku tidak butuh dirimu untuk kumanfaatkan, aku hanya ingin kau membantuku hari ini, jika kau ingin benda ini kembali ketanganmu” ujar Donghae panjang lebar, Sanghee terlihat berpikir.
Ia bingung apa yang harus ia lakukan hari ini ?
“eotthae ?” Tanya Donghae membuyarkan pikiran Sanghee, gadis itu mengangkat alis sambil menatap pria dihadapannya itu.
“memang kau ingin apakan aku sih ?” Tanya Sanghee lagi. Donghae menghela nafas, ia seakan sedang menjelaskan ke seorang anak TK
“kau ini bodoh ya ? kau kira aku akan nafsu dengan gadis sepertimu” ucap Donghae pelan, ia memajukan tubuhnya kearah Sanghee
“cish ! itu kan mulutmu saja, aku mana tau isi hatimu”
“ya ! aisshh sudahlah cepat masuk .. aku sedang tidak ingin berdebat” kata Donghae menyerah
“tapi ….” Sanghee terlihat ragu untuk melangkah, namun belum apa – apa Donghae telah menarik tangannya masuk kedalam apartemennya.
Sanghee tidak memberontak, ia pasrah pada pria itu. Sembari berdoa agar lelaki itu tidak melakukan hal aneh – aneh padanya.
Pandangan matanya mengelilingi seluk – beluk apartemen mewah Donghae, sedikit tercengang ia menggumam “wawww … besar sekali .. sebesar ini hanya tinggal sendiri”
“nah .. ini dia .. bawakan semua barang – barangku ini” suruhnya sambil menunjuk beberapa tas yang tergeletak dilantai, ada beberapa tas besar dan baju – baju seperti habis dilaundry *bener gitu tulisannya ? o.oa*
Sanghee kembali tercengang lagi, kali ini ia menahan dagunya agar tidak jatuh kelantai .__. melihat barang – barang dihadapannya
“mwoya ?? sebanyak ini ?” Sanghee tidak percaya, bagaimana bisa pria itu menyuruh gadis seperti Sanghee untuk membawakan barang – barangnya sungguh tidak bisa dibayangkan !
“ne, antarkan ke mobilku ya” Donghae menepuk pundak Sanghee lalu mengedipkan matanya, Sanghee geram ia mengepalkan tangannya seperti hendak meninju wajah pria itu.
Seenaknya saja ia menyuruh orang !
“haissshh … pria apa itu !!” gerutunya sambil mengiringi kepergian Donghae dari hadapannya
“jangan terlalu banyak menggerutu ! cepat bawakan” sahut Donghae mendengar yang mendengar gerutuan Sanghee.

***

Ditangan Sanghee kini sudah siap dengan berbagai perlengkapan keartisan Donghae, Sanghee merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia bertemu dengan seorang artis papan atas, tapi kelakuan pria ini sama sekali tidak menunjukan bahwa ia ini seorang bintang !
Bibir Donghae melengkung puas penuh senyuman, betapa tidak. Ia merasa berhasil telah membuat gadis itu menderita karena membawakan barangnya yang cukup banyak itu.
Ia sengaja menyuruh Sanghee membawa barang – barangnya, sementara itu Donghae hanya melenggang dengan santai didepan Sanghee, dan membuat Sanghee semakin ingin membunuhnya.
“hati – hati !! jangan sampai rusak kau membawanya, harga barang – barang itu tidak murah !” omelnya, entah kenapa hatinya begitu bergembira hari ini.
“arraseo … ya ! apa mobilmu masih jauh ? ini sudah lantai dasar kan ?” tanya Sanghee kesal, ia terlihat lelah, bagaimana tidak ? ia membawakan barang – barang itu dari lantai 13 hingga basement.
“sebentar lagi .. itu mobilku” jawab Donghae seraya menunjuk mobil sedan berwarna hitam itu.
“cepat taruh barang – barangku di bagasi ya” perintahnya. Raut kelegaan jelas terlihat diwajah Sanghee, ia menghela nafas panjang.
Setelah sampai dimobil, Sanghee bergegas memasukan barang – barang itu dibagasi mobil Donghae.
“sudah… kkajja kita berangkat” ajaknya
“mwo ? berangkat kemana ?” Sanghee heran “tentu saja kau harus mengantarkan barang – barang ini hingga tempat kerjaku … tugasmu mengantarkan barang – barang ini hingga ke kantor agensiku” jelasnya singkat. Sanghee kembali melotot, ia tidak percaya ini.
Kenapa pria itu semakin keterlaluan terhadapnya ?
“ya ! kenapa kau keterlaluan sekali ? apa aku pernah punya salah padamu ? dan kau kira aku ini asistenmu huh ?” kata Sanghee emosi, ia benar – benar tidak bisa menahan kemarahannya pada lelaki itu.
“jika kau ingin handphonemu kembali .. kau harus menuruti perkataanku hari ini .. arraseo ? dan jika kau tidak mau, kau bisa pergi .. handphonemu tetap kutahan .. bagaimana ?”
Pilihan sulit. Gumam Sanghee, ia benar – benar ingin mengambil handphone itu dari tangan Donghae dan berlari sekencang – kencangnya.
sabar Choi Sanghee … setelah kau mengambil handphonemu, kau tidak akan bertemu pria ini lagipikirnya.
“bagaimana nona Choi ?”
“OK, hanya hari ini ? jam berapa kau pulang ? aku harus pulang jam 4 sore, aku ini punya kesibukan juga”
“baiklah, hanya hari ini..” ucapnya sambil mengangguk setuju.
“ne .. aku setuju !”
Donghae kembali tersenyum evil, ia tersenyum penuh misteri. “masuklah .. aku tidak ingin kita membuang waktu” suruh Donghae
Donghae duduk perlahan dibalik kemudi setir dan terlihat Sanghee pun ikut duduk disampingnya.
Sesekali Sanghee menggerutu lagi, tiba – tiba Sanghee teringat sesuatu “uumm .. tunggu,yang kudengar kau tidak bisa menyetir ?” cegah Sanghee.
“benar … aku bisa menyetir, tapiii ….jangan lupa kau berdoa selama diperjalanan okay ?” Donghae kembali mengedipkan matanya pada Sanghee dan kali ini Sanghee membelalakan matanya.
Jujur saja, ia masih muda. Dan ia tidak ingin mati muda !!
“aku akan membunuhmu jika kau mengebut”
“membunuhku ? kita kan akan mati bersama … Choi Sang Hee” Donghae tersenyum lebar, dan mencolek dagu Sanghee.
Kemudian kaki Donghae menginjak pedal gas dan
“Cekittttttttttttttttt”
“huuuaaahh” teriak Sanghee diikuti oleh tawa Donghae “masa hanya begitu saja takut” Donghae mencibir lalu kembali menginjak pedal gas mobilnya.
Sementara Sanghee hanya menutup wajahnya dan berkomat – kamit disana.
“hana dul set … kitaaa jalaaannn” ujarnya kekanakan ia menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya sekencang mungkin
“kyaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ~ awas kau Lee Donghae aku akan membunuhmu”

TBC
 

Icha's Room Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review